Laporkan Penyalahgunaan

Featured Post

Tags

Categories

ABOUT ME

I could look back at my life and get a good story out of it. It's a picture of somebody trying to figure things out.

Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Template

Facebook

Most Popular

Langsung ke konten utama

Begini Cara Lulus Ujian Sertifikasi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah


Setelah sebulan mutasi di Mamuju, di akhir bulan April saya ditugaskan ke Jakarta demi menempuh diklat Pengadaan Barang dan Jasa yang diselenggarakan oleh LKPP sekaligus ngambil ujian sertifikasinya. Excited? Yes! Entah kenapa saya suka sekali dengan belajar entah itu namanya kuliah, diklat atau sekedar workshop. 'Jeleknya' lagi, saya suka banget ujian. It's like challenging myself of how good I am to comprehend the study.  Weird, isn't it? 

Baca juga : Hello, Mamuju! 

So, ketika akhirnya saya didaftarkan untuk mengikuti diklat sekaligus ujian sertifikasi ini, I was super excited. Yes, I was a little bit worry whether I can pass the exam, secara sudah sangat sangat bukan rahasia lagi kalau ujian sertifikasi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah itu susaaaahhh banget lulusnya. There's just a little chance that first time taker like me can pass the exam. It's possible though, but it's rarely happen. Terkadang harus ikut ujian dua tiga kali (bahkan denger-denger ada yang sampai tujuh kali) baru akhirnya lulus. Wow! Segitunya... 

Belum lagi ‘beban’ harus lulus secara di kantor saya yang baru ini belum ada PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) dan PP ( Pejabat Pengadaan). Untuk jadi PPK atau PP harus lulus ujian sertifikasi PBJP tingkat dasar. Nantinya PPK atau PP ini harus tersertifikasi kompetisi paling lambat 2023. Jika tidak, gak bisa jadi PPK atau PP lagi. Untuk ikut bersertifikasi kompetisi, harus lulus ujian sertifikasi tingkat dasar dulu nih.



Anyway, jika kamu belum tahu apa sih sebenarnya sertifikasi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan mengapa itu menjadi penting di pemerintahan, let me tell you the brief. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (PBJP) adalah kegiatan pengadaan barang/jasa oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang dibiayai oleh APBN/APBD, pinjaman dalam negeri dan luar negeri serta  hibah.

Tujuannya untuk mendukung kegiatan pemerintah dalam operasi sehari-hari sekaligus juga investasi. Selain itu PBJP ini dilaksanakan untuk menyediakan layanan masyarakat (publik) baik yang bersifat strategis, taktis dan operasioanl. Contoh paling gampang deh yang bisa kita lihat di mana aja : Pembangunan fasilitas jalan dan jembatan, pembangunan sarana pendidikan, penyediaan layanan kesehatan, penjagaan keamanan masyarakat dan sebagainya.

Di luar itu, di masing-masing K/L/PD tentu membutuhkan infrastruktur dan sarana untuk mendukung kinerja pegawai demi pelayanan kepada publik. Misalnya pengadaan gedung, ruang kerja, toilet, perangkat komputer, kursi meja kerja, lemari cabinet, mesin antrian, brankas sampai ATK asalkan dananya berasal dari APBN/APBD/pinjaman DL&LN/hibah, termasuk dalam PBJP. Pokoknya segala pembelian barang, jasa dan pekerjaan yang berkaitan dengan pemerintah untuk kemaslahatan publik, deh!

Lalu kenapa juga PBJP itu harus diatur? Kenapa orang-orang yang bertanggungjawab dalam PBJP itu harus tersertifikasi? Kalau belanja mah belanja aja kan ya? Ibu-ibu di rumah keknya gak perlu ikut diklat apalagi dimintai keterangan lulus sertifikasi sama calon mertua sebelum menikah. Rumah tangga juga kan punya Pengadaan Barang dan Jasa juga kan yee.. ?

*Iye kali, Vit.. *

Kalau kata mentor aku nih, PBJP ini perlu diatur karena semakin hari semakin kompleks dan nilainya semakin membesar tiap tahun. Kondisi pasar dan lingkungan bisnis juga berkembang pesat, sangat berbeda dengan kondisi lima atau sepuluh tahun lalu. Indonesia kan harus makin maju, yes? Makanya untuk menjawab tantangan tersebut pengadaan pemerintah diharapkan dapat menjadi instrument pembangunan. Caranya? Diatur di Perpres nomer 16 tahun 2018 yang mulai berlaku per tanggal 16 Maret 2018.

Sebelumnya kan ada Perpres 54 tahun 2010, which is soooo ribet banget  karena pasalnya banyak banget. Beruntungnya saya karena pas ikut diklat PBJP, Perpres nomer 16 tahun 2018 sudah wajib diberlakukan. Perpres 16/2018 ini menurut saya lebih ringkas, memanfaatkan teknologi sebagai media agar pengadaan lebih efisien dan mendukung Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Artinya pengadaan yang dilakukan oleh pemerintah nantinya diharapkan lebih efektif, ramah lingkungan dan lebih ‘bersih’ dalam pelaksanaannya.

Nah, saya bersama 40 rekan lainnya dari seluruh Indonesia kebetulan menjadi peserta diklat angkatan II sejak Perpres 16/2018 ini berlaku. Masih fresh. Pesertanya kebanyakan dari bagian Umum (seperti saya) atau sub bagian Perlengkapan yang kalau di swasta biasanya dikenal sebagai divisi General Affair dan sub divisi Procurrement, karena memang bagian ini lah yang tugasnya melakukan pengadaan di kantor. Namun ada juga yang nyelip satu dua orang dari bagian Teknik dan bagian lainnya. Biasanya ini karena di kantor mereka sudah ada PPK/PP tersertifikasi namun mereka dijadikan sebagai cadangan PPK/PP. Siapa tahu PPK/PP nya mutasi atau pensiun.

Diklat PJPB yang diadakan oleh LKPP ini berlangsung selama lima hari. Tiga hari pertama diisi materi tentang Perpres 16/2018, hari keempat digunakan untuk review dan try out dan satu hari terakhir untuk ujian sertifikasi. Selama empat hari kami bermain dan belajar (majalah Bobo kali ah!) dengan Perpres 16/2018, dalam artian walaupun dijalani dengan serius gak lupa ada becanda-becandanya juga (and coffee break tentu saja!).

Selama empat hari itu juga saya harap-harap cemas, bisa lulus gak ya? Pulang ke asrama maunya belajar, yang ada malah jalan ketemu teman-teman. Padahal sudah niat  baca Perpres 16/2018 dari awal sampai akhir sekali aja. Tetap aja begitu kelas selesai, agenda meet up dengan teman-teman di Jakarta berderet sudah. Pulangnya cape, ngobrol sama teman sekamar,  tidur deh!

Tapi dasarnya saya orangnya gak enakan sama buku (haha pencitraan banget), akhirnya saya baca deh tuh Perpres 16/2018 dicicil sambil dikasi tanda-tanda pake post it setelah sholat Subuh. My mind work better emang di jam-jam itu. Sisanya di kelas saya perhatiin deh tuh bener-bener pematerinya ngomong apa (walaupun kadang gue kepikiran juga kapan coffee break). Malam sebelum ujian ketika yang lain belajar, saya malah milih tidur. I chose to rest my mind, biar fresh aja besok. Kebeneran banget untuk ujiannya saya dapat sesi kedua, sekitar pukul 10 pagi. Gak kepagian, gak kesiangan. Perfect!

Dua jam sebelum ujian, saya sudah ada di ruangan sebelah tempat test. Ngapain? Membaca Perpres 16/2018 dari pasal 1 sampai habis dengan khidmat sambil dengerin radio lewat headset. My mind works better when ‘kepepet’. Hahaha. Dasar ya, tipe-tipe deadliner gini susyeeeh..

Ketika setengah jam sebelum tes, peserta tes sesi 1 sudah ada yang selesai dan lulus dengan nilai 200. Wah, langsung tuh ada rasa khawatir,’ lulus gak ya? Gue bisa gak ya? Kalau gak lulus gimana?’ Apalagi dari 20 peserta sesi 1 hanya ada 5 orang yang lulus. Wih.. serem amat! Sadeess.. Pada akhirnya saya menekankan pada diri saya sendiri bahwa tes ini bukan masalah seberapa tinggi skor tapi seberapa paham pada Perpres 16/2018 ini. Toh tujuan pelatihan keahlian tingkat dasar PBJP ini adalah untuk memahami dan atau menjelaskan PBJ pemerintah berdasarkan Perpres 16/2018. Yah walaupun korelasinya, semakin lu paham ya semakin bisa lu jawab soalnya dengan benar, yes? Hehehe.

Anyway, soal ujian sertifikasi PJPB tingkat dasar ini berjumlah 90 dengan waktu 90 menit. Rincian soalnya itu Benar/Salah 25 soal, Pilihan Ganda 55 soal dan Pilihan Ganda (Studi Kasus) 10 soal. Skor nilai untuk Benar/Salah adalah 2 untuk masing-masing jawaban yang benar, 3 untuk Pilihan Ganda dan tertinggi nilai 4 untuk setiap jawaban yang benar pada Pilihan Ganda (Studi Kasus). Total nilai jika benar semua adalah 255. Peserta dinyatakan lulus ujian sertifikasi jika nilainya antara 165 – 255. 

Berbekal doa saya masuk ke ruang ujian, sampai baca ayat kursi segala (I don’t know why, yang keluar dari mulut saya tuh itu. Hahaha!). Intinya saya sudah belajar, mudah-mudaan apa yang saya pahami bisa membuat saya menjawab soal-soal ini dengan benar. Lulus atau enggak, saya serahkan kepada Allah SWT gimana baiknya. Kalau memang baik bagi saya dan bermanfaat buat orang banyak, mudahkanlah kelulusan saya. Kalau pun sekiranya nanti ini hanya jadi mudharat buat saya, mending gak usah lulus aja. Gitu doa saya sebelum ujian. Bismillah, mari kita coba jawab soal!

Ujian sertifikasi PJPB tingkat I ini based on computer dari servernya LKPP. Komputer yang dipakai adalah komputer yang disediakan di ruang test. Masuk ke ruang ujian, peserta hanya boleh membawa 1 copy Perpres 16/2018 dan fotokopian slide materi.  Contoh soal atau contekan digital (istilah salah satu peserta yang pengen memindahkan contoh soal ke dalam bentuk PDF dan membuka di komputer ujian) tidak diperbolehkan. Lagian juga kalau boleh, soal ujian itu jaaaauhhh banget levelnya dari contoh soal yang dibahas di kelas di akhir setiap sesi. 

Mau nyontek digital? Mana bisa, lagian juga mana sempat.  Komputer sudah diset sedemikian rupa hanya bisa mengakses login user (dibagiin sama pengawas ujian) dan kode ujian kita aja. Jadi hanya soal ujian aja yang terpampang nyata di layar PC. Mau nyontek meja sebelah? Sudah pasti kode soalnya beda. Jadi mending fokus dengan soal sendiri dan kalaupun gak tau jawabannya, boleh open Perpres kok. Cuma ya gitu, kalau gak pernah dibaca juga, yah mana tahulah bagian apa di mana, ya kan? 

Alhamdulillah, setelah melewati 60 menit yang cukup menegangkan, selesai juga saya ngejawab 90 soal. Masih tersisa 30 menit, bisa dipakai untuk koreksi ulang atau kalau sudah yakin bisa langsung klik tombol ‘selesai’  di ujung kanan atas. Saya memilih untuk gak buru-buru amat dan ngecek kembali jawaban dari nomer 1 sampai 90 sambil membuka Perpres 16/2018, just to make sure sesuai dengan Perpres atau enggak. 15 menit terakhir, saya sudah pasrah aja tekan tombol ‘selesai’. Lulus, Alhamdulillah. Gak lulus, eh masa sih? Masih ada kesempatan lain lah.

Bagusnya sistem ujian sertifikasi komputerisasi seperti ini adalah, pengumuman lulus enggaknya peserta beserta skornya langsung terpampang nyata saat itu juga setelah peserta menkomfirmasi selesai mengerjakan soal. This is what I got! 



Lega banget. Paling enggak negara gak sia-sia ngeluarin biaya untuk mendiklat kan saya jauh-jauh dan lama pula di Jakarta. Saya memenuhi tugas untuk lulus ujian sertifikasi, saya belajar tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan lebih penting adalah saya berhasil menjawab tantangan yang saya set buat diri saya sendiri. I came, I learnt, I had fun, I succeeded.

TIPS LULUS UJIAN SERTIFIKASI PBJP VERSI Vita

  1. Baca Perpres 16/2018 dari pasal 1 sampai terakhir, at least 1 kali.
  2. Gak usah dihapal. Baca aja untuk dipahami alurnya gimana.
  3. Bikin mind mapnya versi kamu biar lebih ngerti alur Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
  4. Buat tanda dengan post it di kopian Perpres 16/2018 per bab atau bagian sehingga mudah untuk mencari bagian yang diperlukan. Penting nih saat ujian, kan ujiannya open Perpres.
  5. Sebelum ujian berdoa dulu, minta kemudahan. Lulus enggaknya kamu serahkan aja pada Ilahi. Belum tentu juga kan lulus jadi berkah buat kamu dan belum tentu juga gak lulus bikin kamu gak bahagia, Ya kan?
  6. Usahakan menjawab soal yang kamu anggap gampang. Jangan terlalu lama terpaku di satu soal karena mikirin jawabannya. Hello.. ini soal ujian, bukan nungguin gebetan yang sudah ditembak tapi belum ngasih jawaban.
  7. Jawab soal nomer 26 dan seterusnya lebih dahulu. Mulai nomer 26 adalah soal pilihan ganda dan pilihan ganda studi kasus. Poinnya lebih gede dibanding soal benar/salah. Menurut saya harus dikerjakan di awal dengan harapan di awal ujian pikiran masih lebih jernih dalam memilih si a, b, c, atau d yang terbaik ? #eh. Meskipun begitu jangan menganak tirikan soal benar/salah. Meskipun soalnya tampak ringan, butuh kejelian juga dalam menentukan benar atau salah statement yang dikemukakan.
  8. Waktu 90 menit untuk 90 soal. Artinya satu soal estimasinya harus kamu jawab dalam waktu 1 menit. Jika kamu siap, ada kemungkinan 1 soal bisa kamu kerjakan kurang dari 1 menit. Sisa waktu bisa kamu gunakan untuk rechek ulang jawaban kamu.
  9. Jawab semua soal yang ada meskipun harus nebak-nebak (kalau kepepet). Gak ada sistem nilai minus kok. Kata salah satu pemateri di hari terakhir, ‘Siapa tahu ada yang nyangkut, yes?’
  10. Soal-soal tryout atau soal-soal latihan yang biasanya dikerjakan di akhir setiap sesi pelatihan bisa jadi terlihat . Soal ujian yang sebenarnya jaaauhhhh lebih rumit dan menjebak. Meskipun kata teman saya ada soal ujian yang mirip dengan soal latihan, in my case, gak ada sama sekali. Jadi berteman akrab lah dengan Perpres 16/2018.

Peserta dianggap lulus jika nilai diatas 165. So, if your grade is 168, meski tipis tapi kamu sudah berhak lulus. It's ok. Toh skor yang tinggi gak menjamin kamu bakal jadi PPK atau PP. Penunjukan tetap berdasarkan penilain KPA di kantor kamu. 

That’s it! Semoga postingan ini berguna untuk kamu yang ditugaskan mengikuti ujian sertifikasi PBJP. Lumayan jika lulus, gak perlu ujian ulang setiap 2 tahun sekali lagi karena mulai Perpres 16/2018, sertifikasi PBJP berlaku seumur hidup . Aiye!! Bagi yang belum lulus, don’t worry. Semua akan lulus pada waktunya. 

Kamu punya pengalaman atau punya tips lain agar lulus ujian sertifikasi PBJP? Sharing is caring. Put your comment down below. 

Komentar

  1. kalo ingat ini saya ingat temen saya yang duduk di sebelah meja..
    ia PPK di kantor.. betapa sibuknya dia tanda tangan..
    ketika saya tanya kalo saya berminat menjadi pejabat pengadaan bagaimana? dia hanya geleng2 kepala, hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Geleng2 kepala karena liat berkas atau geleng2 kepala karena pusing sendiri nih? hahaha.. Iyah jadi PPK kudu ekstra hati-hati, tapi kalau pikiran dan niat kita lurus aja mah, insya Allah aman mas. Cobain aja!

      Hapus
  2. kopi perpres yang dibawa pada saat ujian itu apakah dibagikan pada saat diklat, atau kita bs bawa perpres milik kita sendiri ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waktu itu aku bawa sendiri, jaga-jaga karena ini perpres baru. Dipertengahan diklat, baru diberi kopiannya. Insya Allah sekarang sudah ada kok, di jual di Gramedia juga ada.

      Hapus
  3. Terimakasih tipsnya, dan sy lulus :)

    BalasHapus
  4. Mba Vita, terlibat di projek Modernisasi Pengadaan, ga?

    BalasHapus
  5. perpresnya download aja jg ada loh....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyah, ada di website LKPP atau sila search di google, Banyak yg upload.

      Hapus
  6. punya bocoran/kisi2 soalnya ga , eh ada pelatihan onlinenya ga unutk ujian pengadaan barang dan jasa? ............TERIMA KASIH

    BalasHapus
  7. Coba kl baca nya kemarin2 ya... Habis ikut ujian baru tau tekniknya 😀 Gpp deh, Ambil Hikmahnya 🙏

    BalasHapus
  8. Kalau slide materi/perpresnya ada banyak coretan tangan boleh ga ya?

    BalasHapus
  9. Kalo perpes/slide materinya ada coretan boleh ga ya ?

    BalasHapus
  10. tgl 20 ini saya ujian ppbj mba...wish me luck ya...klo bisa kirim2la soal ama jawaban yg probably keluar hehehehe

    BalasHapus
  11. terimakasih ka infonya sangat bermanfaat

    BalasHapus
  12. terimakasih ka infonya sangat bermanfaat

    BalasHapus
  13. Balasan
    1. Kalau kamu baca tips yang aku kasih di atas, pasti tahu kalau boleh bawa perpresnya. Hayooo... dibaca gak nih? Jangan-jangan cuma judulnya yang dibaca. :)

      Hapus
  14. kalo soal tentang kasus bagaimana triknya?

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan share postingan ini jika suka, tapi.. jangan dicopas ya. Semua komentar dimoderisasi terlebih dahulu. Komen dengan link hidup, mohon maaf tidak saya approve. A happy reader is one of my excitement of being blogger. Terima kasih sudah berkunjung.