Laporkan Penyalahgunaan

Featured Post

Tags

Categories

ABOUT ME

I could look back at my life and get a good story out of it. It's a picture of somebody trying to figure things out.

Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Template

Facebook

Most Popular

Langsung ke konten utama

Destination Anywhere - Singapore 2 Days 1 Night

Ini bukan variety show 2 Days & 1 Night a.k.a 1박 2일 yah.. Ini sebenarnya cerita setahun lalu, tapi belum pernah diposting sebelumnya. Di bulan April 2013 saya nekat backpackeran berdua aja dengan seorang teman (cewek) ke Singapore dan Malaysia. Kenapa dua negara itu? Silahkan loh baca disini.

Anyway, setelah terkantuk-kantuk di pesawat (maklum belum tidur semalam gara-gara berangkat dengan pesawat paling pagi), akhirnya sampai juga di Changi. Sebelum ini sudah sering baca dan lihat foto-foto bandara yang katanya lengkap dan bersih ini, akhirnya bisa lihat sendiri walaupun cuma di terminal 3 nya. Ahay! Lumayan sih, sempat ketemu artis entah siapa itu namanya di Toilet  dan di depan Starbuck. Ternyata kami satu pesawat. Jadi lebih percaya diri jalan di karpet merah Changi (eh beneran karpetnya merah!).Tuh kan, artis aja naik budget airlines kok :p *kibas poni*

Destination Anywhere - Singapore 2 Days 1 Night 


Bebas dari pemeriksaan Imigrasi *yes, stempel kedua* lanjut mengejar MRT. Sebenarnya gak usah dikejar juga sih. Jadwal MRT di SG biasanya tepat kok. Kalo ketinggalan, masih akan ada MRT lain yang akan lewat dalam waktu yang tidak terlalu lama. Teman seperjalanan sempat mengira saya akan deg-degan karena ini pengalaman pertama saya ke SG sementara dia sudah yang entah keberapa kali. Padahal sebenarnya sih biasa aja yah. Excited yet somehow i thought i belong to this city or country. Segalanya serba teratur, sistem antrian rapih dan bebas asap rokok di tempat umum. Ya Allah saya senang banget!! 

Di MRT entah dari stasiun apa (saya lupa. Gak merhatiin), naiklah sepasang remaja. Cowoknya sih biasa aja yah, ceweknya yang mirip Agnes Monica. Sepertinya sih mereka dari kampus. Ternyata di gerbong itu ada teman mereka juga tapi temannya berdiri agak di tengah gerbong sementara si "Agnes Mo" ini dengan pacarnya berdiri di dekat pintu seberang saya. Mereka sempat berhai-hai dari jauh lalu kemudian kembali ke obrolan dengan partner mereka masing-masing. Saya gak begitu merhatiin lagi cuma sempat selintas ngomong ke teman kalau si "Agnes Mo" ini kalo ke Indonesia bisa jadi member cherrybelle kali (eh masih ada ya tuh grup?). Dua stasiun sebelum tujuan saya, si "Agnes Mo" ini turun. Sebelum turun dia sempat dong ber-dadah ke temannya. Ketika itulah dia melewati saya dan terciumlah bau yang membuat saya berpikir,"Apa di SG deodorant mahal ya? Tawas gak ada?" Seriously! SG bisa saja free dari asap rokok di ruang public, tapi bebas bau ketek? Belum tentu juga sih :) 

Solo traveling
Kamar seharga 700-an ribu semalam
Banyak yang bilang kalau menginap di kawasan Little India, maka siap-siaplah mencium bau yang lebih unik lagi. Gak tahu yah apa karena saya lebih banyak menghabiskan waktu di luar hotel jadi tidak bisa memastikan benar tidaknya. Hotel Arianna tempat saya menginap cuma tempat untuk mandi dan buang badan alias tidur. Sisa waktu yang terbatas membuat saya dan teman lebih banyak jalan. Untungnya tempat menginap lokasinya strategis, tepat di depan Mustafa Centre, dekat dengan Mesjid dan stasiun MRT. Tempat makannya juga lumayan. Lumayan India gitu maksudnya. Jadilah saya nyobain makanan India yang kaya rempah dan kaya BAWANG! Sempat takjub juga ketika memesan martabak. Pikiran sih yah kali mirip dengan martabak di Indonesia. Ternyata sodara-sodara, ini sih telur dadar pake bawang merah buanyak banget. Hihihihi duh langsung rindu aja gitu dengan abang-abang martabak Bangka. 

Selain makanan (dan keluarga), saya gak kangen tuh dengan Indonesia. Apalagi kalau ingat traffic jam setiap pergi dan pulang kerja. Di SG memang terjadi penumpukan orang di setiap stasiun MRT. Orang-orang dengan berbagai style berjalan dengan kecepatan diatas rata-rata kecepatan jalan orang Indonesia. Nyaris gak ada orang yang jalannya santai. Kecepatan eskalatornya juga lebih laju. Ditiap eskalator ada layar LCD yang menginformasikan MRT yang akan memasuki stasiun dalam hitungan menit dan detik. Jadi jangan heran jika ada yang setengah lari malah lari beneran demi mengejar MRT idaman. Walaupun akan ada lagi MRT berikutnya, tapi yang namanya telat tetap akan jadi telat kan? Makanya aturan berdiri di sebelah kiri eskalator harap diingat karena sebelah kanan diperuntukkan untuk jalur "buru-buru". Jadi jangan berdiri sembarangan yah..

Penduduk Singapore mayoritas menggunakan transportasi umum seperti MRT, Bus bahkan ada yang pakai sepeda. Eh tapi bukan berarti gak ada mobil pribadi yah disana. Ada banget! Dan merknya aduh tolong bikin ngiri!Gak percuma sih beli Jaguar, Lamborghini atau Ferrari, jalannya luas, gak macet, gak berlubang dan pengguna jalannya taat peraturan rambu-rambu. Wus wus wus aja gituh. Memang sih karena harga,pajak dan BBMnya muahal jadinya gak semua bisa beli mobil tapi paling gak transportasi umumnya bersih,rapih, tepat waktu dan tarifnya reasonable. Jadi malu kalau membandingkannya dengan transportasi kita :( 

Setiap tempat pariwisata bisa diakses dengan mudah dengan transportasi umum khususnya MRT. Sistem Mass Rapid Transit (MRT) mungkin merupakan cara tercepat untuk berkeliling Singapura selain dengan taksi atau mobil rental. Mau jalan ke pulau Sentosa atau main di Marina by The Bay tinggal perhatiin peta MRT. Unduh aja peta rute kereta ini dari www.smrt.com.sg dan gunakan sebagai  petunjuk jalan untuk berkeliling di Singapura. Nyasar juga gak ada yang malakin kok. Tinggal nanya aja di pusat informasi loket MRT atau orang yang ada disekitar. Saya sempat nyasar sekali di halte bus yang sepi ( huhuhu kalo di Indonesia sudah ngeri aja). Seorang perempuan (wanita karir look alike lah) yang sedang menunggu bus ditempat itu menjadi sasaran saya bertanya. Biasanya kalo nanya di tempat di Indonesia paling dijawab,"Oh.. dekat kok. Lurus aja deh abis itu belok kanan terus mentok kiri bla bla bla !" Ukuran dekatnya relatif. Dekat disitu gak dekat di kaki gue, bisa jadi kan? Nah mbak-mbak sinjapor ini nunjukin lokasi yang saya tuju lengkap dengan peta dari GPS di iPhonenya. Dan dia gak mau ngelepasin kita sampai kita bener-bener ngerti harus mengarah kemana. Hihihi terharu deh ( tapi akan lebih terharu kalau dia nganterin kita sampai tujuan ya? Ah, jadi ngelunjak!).

Selama disana saya puas-puasin pake MRT, maklum di Indonesia gak ada kan. Setelah nyimpan barang di hotel tempat pertama yang saya tuju adalah Boat Quay. Dermaga ini sekarang menjadi tempat yang sangat terkenal di kalangan muda mudi Singapore sebagai tempat nongkrong. Gak jauh dari situ ada Clarke Quay dengan bangunan-bangunan tua seperti museum dan gedung parlemen yang masih  dipertahankan dan dipelihara dengan baik. Terdapat sebuah jembatan tua dan terowongan yang hanya bisa dilalui oleh pejalan kaki atau pesepeda.

Backpacker Traveling
Tempat nongkrong anak muda Singapore di sore hari
Banyak juga loh orang-orang yang berolahraga lari bahkan sampai ke kawasan patung Merlion. Cukup dengan berjalan kaki 15 menit saya dan teman sudah bertemu dengan patung icon Singapore itu. Dari tempat itupula saya menyaksikan permainan laser dari Marina Bay Sands. Nah ini salah satu wisata gratisan di Singapore. Cukup nongkrong aja disitu setiap pukul 8 atau 9.30 malam. Pertunjukan cahaya, LED, lampu sorot, high power laser, musik dan layar air yang  menghasilkan efek visual yang menarik. Kalau kaki masih kuat, silahkan teruskan langkah ke arah gedung Esplanade yang mirip durian itu. Ini adalah gedung pertunjukan seni, museum bahkan ada mallnya juga. Disebelahnya ada semacam food court yang rame banget, mungkin karena segala macam makanan ada disini., cuma yang muslim silahkan liat-liat dulu Halal gaknya yah. Sebenarnya gak jauh dari sana ada Singapore Eye yang sayangnya pada saat itu sedang tidak beroperasi (lagi maintenance atau apalah, gak ngerti juga). Akhirnya cuma numpang lewat di depan The Float - Marina Bay lokasi konser SMTOWN Singapore dulu sambil ngebayangin dadah-dadahan dengan Kyuhyun. Maklum pengaruh capek jadi terkadang sering berhalusinasi, hehehehe..

Backpacker Traveling

Solo Traveling


Dengan wilayah yang gak luas-luas amat, sebenarnya Singapore bisa dikhatamkan dalam 1 hari 1 malam. Karena jadwal yang padat (ceileh..) itinerary di SG pun dipadat-padatkan. Setelah wisata malam ke daerah pelabuhan dan nyicip-nyicip kuliner di kawasan Little India, pagi hingga pukul sembilan malam saya masih sempat ke menjelajah kawasan pulau Sentosa dan jejeritan gak jelas karena 'salah memilih' permainan disana. Saya juga masih sempat ke Garden By The Bay sampai hampir ketiduran di bale-balenya. Masih sempat juga ngetes-ngetes petugas tourist information centrenya gara-gara alunan musik seruling Sunda yang terdengar dari speaker saat kami di Garden By The Bay. Ih jangan-jangan ngaku-ngaku pula kalau itu musik khas Singapore. Untungnya si mas-mas officer itu ngaku kalau itu memang musik khas Indonesia. Dia malah bilang suka banget dengan musik gamelan Bali dan pernah traveling bareng pacarnya ke Bali. (Iyahh deh om, ngerti situ sudah punya pacar.. Gak naksir juga kali :p ) 

Solo Traveling
Salah satu icon "Garden By The Bay"
Kalau sekedar window shopping atau narsis-narsisan foto di setiap pengkolan jalan sih sebenarnya tidak begitu banyak makan waktu. Di Singapore belanja buat oleh-oleh juga banyak pilihan sih selain gantungan kunci. Saya sempat beli beberapa buah canvas bag lucu-lucu dengan harga $10 untuk 3 biji di Bugis Street,. Dengan harga yang sama dengan gantungan kunci atau magnet tempel, canvas bag ini worthed to buy. Selain bisa jadi oleh-oleh juga bisa dijual kembali di Indonesia. Lumayan kan, satu tas bisa dijual Rp. 99.000 (loh?!! jadi jualan!). 

Solo Traveling
Bugis Street 
Diluar itu saya gak banyak melihat hal-hal menarik di Singapore. Dari segi keindahan alam, Indonesia jelas lebih indah. Kuliner? Indonesia masih tetap juara. Kebersihan? Nah ini dia.. jadi malu. Singapore terkenal dengan aturan denda $1000. Buang sampah sembarangan, denda! Merokok sembarangan, denda! Pipis sembarangan, denda! Meludah sembarangan aja bisa didenda. Dengan banyaknya peraturan dan denda yang muahaallll itu bikin banyak orang mikir untuk melanggar. Yang bikin saya mikir adalah, dari sekian banyak anggota dewan perwakilan rakyat yang sering kunjungan kerja atau berobat ke SG gak ada gitu yah yang kepikiran membuat negara kita sebersih dan setertib SG? Singapore itu negara seupil, bayangin aja kalo ketimbun sampah dari penduduknya. Tenggelam kali bisa ya? Negeri kita luasnya nomer empat di dunia (kata wikipedia), masa gak bisa sih paling gak bikin trotoar yang lebar, bersih dan nyaman UNTUK PEJALAN KAKI. Iri banget deh! Disana gak ada istilah pejalan kaki di klaksonin sama pengendara mobil/motor. Bahkan saat menyebrang (tanpa traffic light), pengendara mobil/motor berhenti memberi jalan. Mereka senang-senang aja sih sepertinya secara pejalan kakinya juga jalannya cepat, gak ada yang nyebrang bak model jalan di catwalk. Gak perlu sampai diklaksonin juga kali.. :)

Solo backpacker
Trotoar yang lebar dan lapang 

Hal menarik lainnya dari penduduk Singapore adalah 'Gadget'nya. Sepanjang jalan kenangan di SG yang namanya iPhone, Samsung Galaxy Series S dan Note keluaran terbaru ada di genggaman tua-muda hingga bocah SD! Supir taksinya pake S3 dan mas-mas penjaga loket MRT pake Note 2 (waktu itu masih baru-barunya). Duh, jadi pengen ngumpetin Blackberry bulukan ini jauh-jauh ke dalam tas. Makanya senang banget pas ngeliat seorang bule di MRT pegang handphone Nokia monochrome maha jadul lagi sms-an pake bahasa yang saya gak ngerti. Usut punya usut itu adalah bahasa Finland. Bule ini ternyata ekspatriat dari Nokia Finlandia, huaaahhh ya pantas. Mungkin lagi ngetest-ngetest apalah gitu yah.. 

Anyway, tujuan dari traveling tidak harus selalu sama, bisa kemana aja. Semuanya kembali lagi ke traveler masing-masing. Sukanya apa? Mau dapat pengalaman apa? Atau cuma mau belanja oleh-oleh aja? Sesederhana apapun itu, bahkan sekedar menikmati jalan kaki di troator Singapore yang bersih dan lebar bisa menjadi pengalaman tak terlupakan. 

Solo traveler
The Blue Sky of Singapore, Gak Lebih biru daripada langit Indonesia

Berikutnya Destination Anywhere lanjut ke Penang, Malaysia. Kali ini bukan karena gedung-gedung tua ala kolonialnya yang menarik mata, tetapi karena pertemuan dengan seseorang di sana. Nantikan yah.. 

XoXo

V

Komentar

  1. ya ampun yang orang di mrt itu tampang boleh cakep kayak agmon, tapi BB ya.. hahaha :P

    BalasHapus
  2. Terkadang nekat is better than never hahahah! ;D

    BalasHapus
  3. hahahaha masih inget aja tragedi bau ga sedap di MRT..tapi deodoran disana kalo di rupiahin jadi mehol..Yaiyalahhh

    BalasHapus
  4. fotonya bagus-bagus mak.... semoga saya juga kelak bisa mampir di singapore. aamiin :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan share postingan ini jika suka, tapi.. jangan dicopas ya. Semua komentar dimoderisasi terlebih dahulu. Komen dengan link hidup, mohon maaf tidak saya approve. A happy reader is one of my excitement of being blogger. Terima kasih sudah berkunjung.