Laporkan Penyalahgunaan

Featured Post

Tags

Categories

ABOUT ME

I could look back at my life and get a good story out of it. It's a picture of somebody trying to figure things out.

Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Template

Facebook

Most Popular

Langsung ke konten utama

[Review Buku] OTW Bahagia, Perjalanan Menciptakan dan Menemukan Kebahagiaan


Sore itu di acara buka puasa bersama, aku menerima sebuah buku bersampul biru dengan tulisan “OTW Bahagia” Perjalanan Menciptakan dan Menemukan Kebahagiaan. OTW Bahagia? Memangnya dari dulu ke mana aja? Pengen usil nyelutuk seperti itu, tapi gak jadi karena sebenarnya rasa penasaran pada isi buku ini lebih kuat. Apalagi salah satu kontributor penulis pada buku kumpulan essai tentang kebahagian ini adalah teman kuliah saya dulu di program Pasca Sarjana Ilmu Komunikasi Unhas, Imelda Dyana. 

Seneng lah aku tuh.. temen aku ada ada yang baru sekali ikut kelas penulisan langsung pecah telur, tulisannya termuat di buku. Aku aja sudah sekian lama nulis, ngeblog, menang lomba penulisan sampai sekarang ikutan ngevlog pun belum punya buku. Iyah, abis aku kalau diminta ikutan antalogi sering kebablasan deadlinenya,sih. Masih bahagia bahagia aja nulis di blog (dan dibayar pula!). Tapi next time kalau ada tawaran, insya Allah disanggupi. Makanya, tawarin aku dong nulis buku.. 

OTW Bahagia, Perjalanan Menciptakan dan Menemukan Kebahagiaan 




Bahagia itu sederhana, kata banyak orang yang mungkin terinspirasi oleh lagu atau tagline iklan. Tapi apakah sesederhana itu juga orang-orang tersebut merasa bahagia? Ternyata tidak semudah itu, Ferguso. Paling  tidak kesan itu yang aku dapatkan setelah membaca beberapa (yaah.. sekitar 15 an cerita secara acak) dari 131 cerita yang termuat dalam buku setebal 350 halaman ini.

Ada yang menyadari kebahagiaannya setelah diberi ujian dikhianati, ada yang merasakan kebahagian itu nyata saat ia mensyukuri hal-hal kecil yang ia miliki, ada pula yang merasakan kebahagiaan lain setelah merasa kehilangan nikmat yang selama ini tak pernah disadari.  Bahkan ada pula yang merasakan kebahagiaan ketika akhirnya berhasil berusaha nyari duit sendiri demi ke Jakarta untuk menonton konser KPOP (Sumpah, itu bukan saya!). Manusiawi banget and it could happened to anyone of us. 

Kisah dalam buku OTW Bahagia ini memang beragam. Melihat ‘bahagia’ dari sudut pandang 131 orang dengan latar belakang yang berbeda membuat buku ini jadi menarik. Definisi bahagia dan cara menemukannya bisa beda-beda. Seorang ibu rumah tangga yang sudah menikah bertahun-tahun tapi belum diberi momongan tentu berbeda proses menemukan kebahagiannya dengan seorang wanita pekerja yang harus LDM (Long Distance Marriage) an. Begitu pula yang sudah jungkir balik pengen kuliah tapi gak direstui orang tua dengan yang didorong kuliah S2 pada jurusan pilihan orangtua. Keseluruhan ceritanya ditulis oleh 131 orang perempuan  based on their experience in life. The strugle is there and you can see how strong women are to find their happiness. 



Misalnya tulisan teman aku tentang struglenya dia menjalani LDM. Sudah nikah, eh malah berjauhan. Bukannya nikah untuk hidup bersama kan ya? Ini dia harus mengurus anak-anak sendiri, kerja kantoran pula, sementara suami diseberang sana. Kemana-mana harus sendiri. Gak dianterin suami. Kalau mau disusah-susahin ya bisa aja dibawa susah. Tapi keadaan ini membuat Ime menemukan sesuatu kebahagian tersendiri dibalik kesulitan yang ia rasakan. Apakah itu? Baca aja sendiri.. 

Karena Bahagia Itu Memang Sesederhana Itu, Ferguso! 

Aku pribadi membaca kisah-kisah yang ada dalam buku OTW Bahagia diam-diam merasa bersyukur, bahwa apa yang saya miliki dan apa yang tidak saya miliki adalah kebahagiaan. Saya bahagia dengan yang saya punya, pun saya bahagia tidak memiliki apa yang ingin saya punya. Aneh ya? Gak memiliki kok bahagia.

Ya dong,  yang kita gak miliki bukan berarti yang kita bener-bener butuhkan dalam hidup ini. Bisa jadi yang dimiliki orang lain membuat kita merasa kekurangan hingga tak bisa bahagia, padahal apa yang tidak dimiliki oleh orang lain ternyata ada pada diri kita. So why bother? Kalau rejeki pasti bakal dimiliki juga, entah bagaimana cara Allah SWT mengaturnya. Usaha dan doa gak bakal menyalahi takdir.   Eaaa... 

Jadi begitulah, bahagia itu memang sederhana untuk sebagian orang. Meski begitu buat kamu yang masih OTW menemukan kebahagian kamu, I won't despise you karena memang bahagia itu kadang tidak sesederhana itu juga. 

Bahagia aja walaupun angin datang memporak-porandakan tatanan hijab. 

Anyway, pembaca bisa bercermin dari tulisan-tulisan di buku OTW Bahagia, bahkan ketika kita merasa sudah menemukan kebahagiaan sekalipun. Memang sih ada beberapa hal yang menurut aku sebagai pembaca cukup ganggu. Misalnya font yang terlalu kecil dan spasi yang rapat. Cepat bikin mata lelah dan bosan, apalagi yang skill menulisnya harus lebih banyak diasah. Kadang aku langsung skip ke ending tulisannya saja. Sorry! 

Buku ini sebenarnya adalah hasil karya kelas Nulis Yuk batch 20, yaitu komunitas kelas belajar menulis online yang memberi challange bagi peserta untuk menulis setiap minggu. It’s ok, we are still learning each and everyday, right? Meskipun masih sederhana, namun dari kesederhanaan tulisan terpancar ketulusan pemikiran penulisnya. 

Pada akhirnya dijadikan buku tentu tulisan yang terbaiklah yang akan kita terbitkan sebagai pertanggungjawaban bagi pembaca yang rela mengeluarkan uangnya untuk membeli buku kita. Bukankah tulisan yang enak dan nyaman dibaca bisa membuat pembaca bahagia?

Ah, aku jadi pengen tahu definisi bahagia and bagaimana mendapatkan kebahagian versi kamu. Share di kolom komentar ya!

Komentar

  1. Review nya keren, jujur terharu aku tuh hahahha, besok2 mo belajar nulis blog yg bener ah ... (mohon bimbingannya 😊🙏)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama sama kak.. aku jg masih belajar kok. Yuk belajar bareng. *Lalu buka kelompok belajar*

      Hapus
  2. Bahagia itu balik lagi sama pemahaman dan arti bahagia bagi diri sendiri. Pas kita bahagia, ternyata gak semua orang memandangnya dengan bahagia juga. Pasti ada aja yang nanya kok bahagia dalam hal sepele atau hal kaya gitu. Bahkan mungkin cemburu dengan kebahagiaan kita?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener mba..itulah kenapa kubilang tidak memiliki pun bisa membuat bahagia. Kalau ada yg cemburu, mungkin blm sadar bahwa mereka memiliki yg org lain gak miliki.

      Hapus
  3. Hai aku salah satu penulis otw bahagia ini no wa ya mba 081362136500

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan share postingan ini jika suka, tapi.. jangan dicopas ya. Semua komentar dimoderisasi terlebih dahulu. Komen dengan link hidup, mohon maaf tidak saya approve. A happy reader is one of my excitement of being blogger. Terima kasih sudah berkunjung.