Laporkan Penyalahgunaan

Featured Post

Tags

Categories

ABOUT ME

I could look back at my life and get a good story out of it. It's a picture of somebody trying to figure things out.

Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Template

Facebook

Most Popular

Langsung ke konten utama

Resign dari Kantor dan Mulai Usaha Mandiri, Siap ?

Wih... ekstrim banget gak judulnya? Yah bisa dibilang ini adalah cita-cita banyak pekerja kantoran yang sudah lelah dengan kenyataan. Entah sudah cape jadi bawahan, lelah terpisah dari keluarga atau mungkin penghasilan tidak seberapa dibanding beban (perasaan). Semua pasti ada alasannya.

Beberapa teman aku sudah ada yang berani keluar dari zona nyaman, begitu mereka menyebutnya. Datang pagi, mengerjakan tugas kantor,tiap bulan dapat gaji. Sampai di sini kelihatan enak. Sementara resign berarti harus menemukan mata pencarian baru, buka usaha sendiri.




Memiliki usaha sendiri berarti menjadi bos bagi diri sendiri. Sampai disitu kelihatannya menyenangkan. Tidak ada atasan yang ngeselin, kita bisa memilih karyawan kita sendiri, gak harus memperhatikan absensi. Suka sukanya kita. Namanya juga boss, ye kan? 

Apalagi saat ini memulai usaha lebih mudah dibandingkan jaman konvensional. Terima kasih kepada perkembangan teknologi. Membuka usaha tidak lagi harus memiliki tempat khusus dan tidak harus bermodal besar. Bisnis online membuka kesempatan siapa aja untuk membuka usaha baru. Tentu saja gak bisa asal juga.

Resign dari Kantor dan Mulai Usaha Mandiri, Siap ?


Disini aku mau share pengalaman dari beberapa teman aku yang sudah resign dan memulai bisnis sendiri. Ada beberapa hal yang bisa dipelajari, diantaranya :

1. Ketahui Kekuatan Skill

Membuka bisnis tentu butuh sesuatu untuk dijual. Apakah itu dalam bentuk barang atau jasa, itu yang perlu dipikirkan terlebih dahulu. Beberapa teman kuliahku membuka usaha web design, jasa pembuatan video profile, paket dokumentasi pernikahan hingga maintenance social media karena mereka yakin dengan skill desain, photography, video dan social media. Mereka tidak menjual barang, tapi menawarkan jasa. Seru ya?

Aku sendiri dulu sempat buka usaha jualan Brownies panggang dengan label Brownies Fever. Brownies ini aku buat sendiri dan kupasarkan lewat sosmed, tidak menggunakan jasa advertising apapun. Proyek iseng, istilahku. Hasil proyek iseng ini cukup lumayan, meskipun akhirnya usaha aku ini hiatus untuk sementara karena aku pindah domisili dan kekurangan tenaga. 



Makanya resolusi bisnis aku di tahun 2019 ini adalah membuka kembali Brownies Fever dengan strategi penjualan yang lebih baik. Tidak hanya itu, varian produk dan kualitas produk akan lebih ditingkatkan. Kalau perlu pindah lokasi area jualan. Untuk itu tentunya butuh tambahan modal dan SDM. 

Bagaimana jika kita gak punya keahlian tertentu, apakah masih bisa buka usaha? 
Bisa aja sih..

Teman aku ada juga loh yang gak pinter masak, gak tau bikin kue, tapi jago berkomunikasi dalam membangun networking. Jualan lah dia mie ayam tanpa msg, salad sayur sampai paket hotpot,menyasar orang-orang kantoran sibuk yang gak ada waktu makan siang diluar. Sebenarnya masakan yang dijualnya adalah buatan asisten rumah tangganya, dia hanya memasarkannya dengan menggunakan brandnya. Media jualannya menggunakan media sosial. Easy and cheap!
Jadi ketika kita tahu skill kita, ide jualan itu pasti selalu akan ada.

2. Memilih Jenis Usaha 

Ini sebenarnya usaha online paling mudah menurutku. Kamu hanya butuh laptop atau smartphone dan jaringan internet. Pastikan terlebih dahulu mau jualan apa. Cari supplier dari barang tersebut. Setelah ada ide mau jualan apa, buka akun atas nama usaha kamu di beberapa platform e-commerce. 

Postingan foto-foto dari supplier kamu dan promosikan. Ketika ada pesanan, tinggal order ke supplier dan masukkan sebagai pembelanjaan dropship sehingga bisa dikirimkan langsung ke pemesan. Terlihat cukup mudah ya? Namun ketika aku nanya-nanya beberapa teman yang jualan online sistem dropship ini, kata mereka tidak semudah itu.




Dropshipper bisa jadi lebih praktis karena kita tidak harus menyimpan barang. Kesulitan biasanya ada diketersediaan barang di supplier. Karena menjadi dropshipper seperti semacam "pihak ketiga" maka fast response is the key. Siapa cepat dia dapat. Fast response juga diperlukan untuk memaintenance pelanggan agar tidak lari melirik lapak dagangan sebelah. Gak ada hasil tanpa usaha my friend walau semudah apapun kelihatannya,yes?

3. Memulai Usaha Mandiri

Ok, sekarang jamannya memang jualan online. Mungkin awalnya seperti pengalaman teman-teman aku di point 1 dan 2. Bisa jadi setelah menjalani, pengen ekspansi lebih luas lagi. Tidak hanya sekedar pasar dalam kota, tidak sekedar nebeng jualin barang tapi lebih eksis: punya usaha sendiri baik itu online mauou  offline. Demi apa? Demi masa depan yang lebih baik dong..

Memang memiliki toko online agak sedikit lebih ribet. Biasanya harus siapin website sendiri, which is itu terkadang sangat ribet. Masalah SEO lah, desain lah, domain lah, apalah inilah itulah. Duh, banyak banget yang harus dipikirin. Oh my! Gimana kalau aku hanya pengen jualan tapi gak mau ribet?Pilihannya hubungi teman kamu yang menyediakan jasa pembuatan website dan maintenance social media, atau bergabung dengan layanan B2B marketplace yang sudah semakin menjamur.



B2B marketplace ini bertugas menghubungkan satu bisnis dengan bisnis lain dalam rangka memenuhi kebutuhan bisnis mereka demi tercapainya keuntungan bagi kedua belah pihak. Sama aja sih dengan prinsip pasar,bedanya ini pembeli dan penjual tidak bertemu secara nyata. Hanya melihat foto produk yang terpajang di website atau aplikasi market place tersebut, jika harga cocok lakukan transaksi secara online. Barang dikirim, pembeli menerima, selesai.

Seperti pasar di dunia nyata, masing-masing  B2B marketplace ini memiliki segment tersendiri. Ada yang khusus fashion, ada yang khusus kerajinan tangan, barang bekas, elektronik, tapi memang lebih banyak yang sifatnya gado-gado ala supermarket. Semua ada sampai bisa merangkap loket-loket pembayaran tagihan dan pembelian voucher pulsa, data dan listrik segala. Jadi kesempatan kita untuk menjual barang dan jasa kita pun terbuka lebar. Kemungkinan untuk ditemukan dan bertemu pembeli juga cukup besar, karena B2B Marketplace ini pasti memiliki marketing online untuk mempromosikan website mereka.  Kita sebagai penjual cukup mengarahkan calon pembeli ke lapak kita di B2B Marketplace tersebut.

Resolusi Bisnis 2019 ku : Re-opening Brownies Fever 


Begitu juga dengan membuka usaha mandiri secara offline alias buka toko. Ngambil barang dari mana? Bisa aja sih dari distributor lokal di sekitar wilayah kita atau bisa dari distributor online. Sekedar informasi, banyak loh yang akhirnya pede membuka usaha offline semisal membuka toko atau outlet dengan sumber barang dari marketplace B2B. 

Berhubung resolusi bisnis 2019 aku adalah re-opening Brownies Fever , banyak hal yang harus aku persiapkan termasuk supply perangkat yang mendukung produksi. Terkadang ada beberapa kebutuhan yang sulit didapatkan di distributor lokal, entah itu secara kuantitas maupun kualitas. 

Ini dia enaknya membuka usaha di jaman online. Kita lebih mudah menemukan produk yang kita inginkan melalui online shop maupun B2B Marketplace. Masalah mau memilih bermitra dengan B2B Marketplace yang mana, ini pinter-pinter kita aja sebagai calon penjual dan pembeli untuk menentukannya.

Ralali.com, Solusi Para Pelaku Bisnis


Salah satu B2B Marketplace yang saat ini sedang naik daun adalah Ralali. Belum pernah denger? Jadi gini, Ralali mulai beroperasi di tahun 2013. Awalnya B2B marketplace ini fokus menjual produk Industri yang terdiri dari produk maintenance, repair, and operations. Barulah di tahun 2015  Ralali.com mulai memperluas produk kategori hingga ke produk industri kesehatan, peralatan usaha restoran, fashion & kecantikan, Horeca, dan 8 kategori lainnya. 





Makin ke sini, makin rame lah B2B Marketplace ini.  Pada tahun 2017 Ralali mengeluarkan fitur baru bernama 'RFQ' yang digunakan untuk memfasilitasi permintaan produk bisnis yang tidak umum dan tidak tersedia di website Ralali.com. Dengan fitur ini pembeli cukup menuliskan produk yang dibutuhkan, berapa banyak produk yang dipesan, serta kapan produk akan dibutuhkan. Unik kan? Kesempatan bagi penjual nih untuk memperluas opsi jualannya. Apa yang kamu butuhkan, sini aku sediain..gitu deh, kata Ralali.

Misalnya, butuh pesan mixer yang agak gedean dikit untuk usaha bakery, bisa cek kategori appliances di website Ralali. Tinggal pesan, bayar, barang dikirim ke alamat pemesanan.



Lebih uniknya lagi, ternyata di Ralali menggunakan harga grosir. Jadi semacam pusat grosir online. Jatuh-jatuhnya lebih murah. Barang yang gak ada di toko sebelah bisa jadi ada di sini. Mmh.. tampaknya sebagai pembeli pun kita bisa untung juga kan ya? Berasa belanja di pusat perbelanjaan grosir aja.



Pembayaran juga gak terlalu ribet sih,menurut aku. Seperti bisnis online pada umumnya, pembayaran dilakukan melalui bank transfer ke rekening bersama untuk menjaga keamanan. Selain transfer, metode pembayaran lain yang ditawarkan adalah menggunakan virtual account, kartu kredit, pembayaran instan hingga cicilan. Lengkap dan aman. 

Tentu saja seperti pelaku B2B pada umumnya, Ralali juga menawarkan promo-promo menarik semacam promo bebas ongkir, dan kejutan-kejutan diskon di hari-hari tertentu. Pembeli bisa makin semangat nih belanjanya, sementara penjual pun bisa meningkatkan omset dagangannya.


 

 

Resolusi 2019 : Yuk, Mulai Usaha Mandiri !

Belajar dari pengalaman teman-teman yang mulai mengembangkan usaha mandiri dan resign dari kantor, tidak ada yang semudah memasak mie instan. Semua berproses, segala sesuatu harus dipertimbangkan masak-masak sebelum mengambil keputusan.

Segala macam usaha tentu memiliki plus minusnya tersendiri, begitu pula juga dengan keputusan untuk resign dan mulai dari bawah dengan usaha sendiri. Jika kita memang memiliki jiwa bisnis, kenapa tidak. Kita gak bakal tahu kalau tidak mencoba. Mulai dari langkah yang kecil agar tidak terseok ketika memulai mengambil langkah yang besar.

Memulai usaha mandiri bisa jadi resolusi 2019 nih, gimana dengan kamu?

Komentar

  1. Memang terkadang yang orang lain lihat mudah pada kenyataannya tidak semudah itu hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul.. begitulah. Jadi kita gak bisa semena-mena menilai kehidupan orang lain.

      Hapus
  2. Kalau aku sih belum pernah jualan online tapi habis membaca tulisan ini saya jadi ingin memulai bisnis online

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuk.. gak ada salahnya di coba. Mulai dari yang kecil-kecil dulu mba.

      Hapus
  3. Wah betul banget tuh ya. Situs Ralali.com memang solusi untuk bisnis online

    BalasHapus
  4. Jualan online sistem Dropship memang mudah-mudah sulit Bun. Dulu aku sempat bertanya pada temanku

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dari bertanya trus mundur atau diterusin gak?

      Hapus
  5. Wah betul banget tuh situs Ralali.com bisa jadi solusi berbisnis online nih

    BalasHapus
  6. Aku jadi penasaran sama Ralali mb.. Mau ceki-ceki juga.. Mana tau muncul keberanian action njalanin ide bisnis yg sebenarnya banyak ituh di tahun 2019 ini.. Hehehe. Minta aamiin 😆

    BalasHapus
  7. Pengen coba juga saya mbak, jualan online

    BalasHapus
  8. Jadi kepengen banget coba bisnis online

    BalasHapus
  9. ada postif negatifnya sih bekerja pada orang lain atau bekerja sendirian. Tapi menurutku sih ada orang yang emang lebih cocok jika kerja kantoran dan ada orang yang lebih cocok kerja mandiri. jadi semacam jodoh dan bakat minat juga sih. Tapi aku selalu salut pada seorang wiraswasta karena itu berarti dia rajin, tidak lekas putus asa dan telaten. karena itu modal utama seorang wirausaha

    BalasHapus
  10. Semoga usaha kuliner Brownies Fever-nya kembali berjaya ya, Kak.

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan share postingan ini jika suka, tapi.. jangan dicopas ya. Semua komentar dimoderisasi terlebih dahulu. Komen dengan link hidup, mohon maaf tidak saya approve. A happy reader is one of my excitement of being blogger. Terima kasih sudah berkunjung.