Laporkan Penyalahgunaan

Featured Post

Tags

Categories

ABOUT ME

I could look back at my life and get a good story out of it. It's a picture of somebody trying to figure things out.

Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Template

Facebook

Most Popular

Langsung ke konten utama

Blogger & Reportase di Media Social


Sebagai blogger yang semangatnya sedang menyala-nyala, setiap kali ada ajakan untuk pelatihan, kopdar apalagi ajakan job review *eh* saya pasti dengan rela menyediakan waktu. Tidak terkecuali di akhir pekan dimana biasanya hari ini adalah hari mager (malas gerak) bagi saya. Maklum kerja Senin-Jumat lumayan melelahkan pikiran dan perasaan loh. Leyeh leyeh sambil nonton drama Korea boleh dong, yes?

Di Sabtu pagi, 5 September 2015, sedikit berbeda. Jam setengah sembilan pagi saya sudah manasin mobil untuk siap meluncur ke gedung PWI di kawasan Pettarani. Ada Pelatihan Blogger & Menulis Reportase di Media Sosial  yang diadakan oleh salah satu komunitas blogger yang saya ikuti : Blogger Reporter Indonesia. Sempat kepikiran, kenapa harus di gedung PWI yah? Walaupun saat ini saya terdaftar bekerja di media pemerintahan yang hubungannya sangat dekat dengan PWI, saya secara pribadi hanya menginjak gedung PWI itu cuma untuk resepsi pernikahan saja. 

Saat registrasi pertanyaan saya terjawab dengan sendirinya. Ternyata pelatihan ini bukan hanya untuk blogger tapi juga wartawan. Ini menjadi unik bagi saya karena jarang, malah belum pernah blogger dan wartawan dipersatukan dalam satu pelatihan. Ibarat lagunya Marcel,”berita memang satu, kita yang tak sama…” Eaaa malah nyanyi!  

Ya pokoknya begitulah perbedaan style penulisan wartawan dan blogger, at least di mata saya. Eh tapi benarkah seperti itu? Ini yang perlu dicari tahu nih! 

Ketika pelatihan dibuka oleh Ketua Bidang Pendidikan PWI Sulsel, bapak Ismail Asnawin, beliau mengungkapkan bahwa ada tiga hal yang harus dimiliki oleh seorang reporter : Kualitas, Moralitas dan Integritas. Ini tidak hanya berlaku bagi para wartawan loh, tapi juga para blogger. Ya, saat ini blogger tidak melulu ‘curhat’ di blog tapi sudah ada yang menulis reportase sama seperti job para wartawan. Kalau kata mas Hazmi Srondol, founder BRID, wartawan dan blogger itu seperti putih dan kuning telur. Memang berbeda, tapi disatukan dalam cangkang telur. Tsaaah.. *lalu kemudian pengen bikin telur dadar* 
Pak Ismail Asnawin membuka Pelatihan Blogger & Reportase di Media Social 
Dulu waktu masih ditempatkan di bagian pemberitaan, saya cukup familiar dengan penulisan reportase jurnalis. Konsep 5W+1H, segitiga terbalik, kalimat efektif dan kata baku menjadi satu keharusan. Sebagai wartawan harus skeptis dan tidak berpihak. Gak boleh tuh ada opini pribadi nyasar masuk ke naskah berita. Semuanya harus bersumber pada data dan mengcover dua sisi, karena ini adalah jenis tulisan jurnalistik non-fiksi atau disebut juga  hard/straight news. Jadi begitu hal-hal ini diterangkan oleh mas Hazmi Srondol, sedikit banyak membuat saya terkenang naskah berita yang pernah dicorat-coret redaktur *hahahahaha*. 

Selain jenis tulisan non-fiksi terdapat pula jenis fiksi. Ciri-cirinya adalah mempunyai ide utama, alur, penokohan, latar dan sudut pandang penulisan. Contoh tulisan fiksi sudah pasti tahu kan yah? Saya pikir tidak ada yang tidak suka membaca tulisan fiksi bahkan orang yang paling serius sekalipun. Paling tidak di masa kecilnya pernah baca buku dongeng, sudah tahu bahwa membaca fiksi itu tidak menyenangkan dan tidak membuat kening berkerut.

Lalu blogger ada dimana? 

Ternyata  menurut mas Hazmi Srondol, dalam dunia blogging terdapat dua tipe blogger yaitu Blogger Adsense dan Blogger Content. Blogger Adsense lebih fokus bagaimana meraup iklan dari Google Adsense bagaimanapun caranya, sementara blogger content menomer satukan content atau isi tulisan. Nah, blogger content inilah yang berada di irisan antara jurnalistik non fiksi dan tulisan fiksi. 

Infografis Blogger

Asal tahu saja profesi blogger saat ini tidak bisa dianggap sebagai kerjaan iseng-iseng saja. Memang pada dasarnya seorang blogger hanya ingin berbagi informasi lalu lama-lama ketika tulisannya menjadi menarik pembaca, akhirnya pihak ‘sumber informasi’pun jadi ikut mendekat. Salah satunya adalah orang-orang marketing dan communication perusahaan besar.  Disinilah banyak blogger yang mendapatkan reward dari hasil ngeblognya. 

Menyinggung masalah reward, para wartawan (yang kebetulan sudah pada senior ini) langsung tertarik dong. Malah sempat ada yang bertanya,”Memang bisa dapat puluhan juta dari ngeblog? Siapa yang mau bayar blogger segitu banyak?” 

Siapa yah pak? Eng Ing Eng... 

Sebenarnya banyak blogger, termasuk saya, sedikit banyak sudah mulai sadar bahwa para pemasar saat ini mengerti cara marketing tradisional itu sudah tidak efektif lagi. Para marketing communication korporasi/brand ini kemudian beralih pada konsep digital content marketing.

Content marketing is any marketing that involves the creation and sharing of media and publishing content in order to acquire and retain customers. This information can be presented in a variety of formats, including news, video, white papers, e-books,infographics, case studies, how-to guides, question and answer articles, photos, etc.[Source Wikipedia]
Dan siapa yang bisa menulis content marketing tanpa terkesan hard-selling alias ngiklan banget? Yah blogger content,lah! Saat ini di pelbagai event sudah biasa jika dibuat dalam dua sesi. Sesi pertama untuk jumpa pers yang dihadiri wartawan media cetak dan elektronik dan sesi kedua untuk para blogger content.

Reportase Blogger

Dengan sekali tepuk, brand/korporasi sudah dapat 3 kali 'promosi'. Gimana blogger gak disayang para marcomm, coba?

Hanya saja  memang ada yang perlu disiapkan agar bisa menjadi blogger yang bisa dilirik. Gak perlu pake menyan, coba aja trik bocoran dari  Mas Hazmi Srondol berikut ini :
  1. Mempunyai Ide / Keyword
  2. Menulis dalam gaya story telling dengan plotting yang membawa pembaca. 
  3. Melakukan riset  
  4. Memasukkan unsur user Experienced dengan konsep 5W1+H 
  5. Menyesuaikan platform 
  6. SEO friendly, tahu kapan menempatkan keyword agar terindex di Google 
  7. Tidak menggunakan kalimat efektif agar tulisan tidak terlalu kaku. 

Pada sesi tanya jawab beberapa wartawan sangat antusias ingin tahu lebih banyak tentang blog dan bagaimana memulainya. Sebenarnya siapapun bisa jadi blogger, termasuk wartawan. Malah sebenarnya wartawan punya kelebihan tersendiri karena sudah tahu dasar jurnalistik. Memang perlu waktu untuk mengejar ketertinggalan dari blogger yang lain agar bisa tampil di halaman pertama google,  tapi bisa diusahakan dengan berbagai trik seperti :
  1. Pilih nama pena yang unik 
  2. Pilih platform yg diinginkan (blogspot,wordpress,kompasiana,blogdetik atau lainnya.)
  3. Tulis konten yang menarik. 
  4. Pahami SEO 

Nah sudah siap ngeblog? Pada sesi kedua Kang Arul dari BRID memberi motivasi dan tips biar ngeblog makin asik. Simak Tips & Trik Ngeblog Asik di postingan berikutnya yah!


Komentar

  1. asyik euy mbak :)
    semoga aja acara Pelatihan Blogger & Menulis Reportase di Media Sosial ini tersebar di seluruh indonesia
    jadi bisa sambil kopdar dengan temen2 di pelosok

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga.. amien. Dibujuk aja admin komunitas yang diikuti mak..

      Hapus
  2. Iya, aku tunggu postingan selanjutnya ya! :D

    Jadi pengen ngrasain job review, bhahaha

    BalasHapus
  3. hidup blogger ,
    ah wartawan mah ..... hmmm...
    hihihihiik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hikhikhik.. tapi kalau gak ada wartawan, kita mah juga apa atuh..

      Hapus
  4. Semoga pelatihannya nyampe ke Jogja. Amin...

    BalasHapus
  5. Lumayan, dapat ilmu baru lagi.
    Soalnya ga bisa nulis yang bagus buat reportase nih.. Cuma bisa cerita sama curhat di blog :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kkkk... curhat tapi adsense jalan ya kak? Hehehehehe

      Hapus
  6. Nungguin posting berikutnya, dengan kertas dan pulpen di tangan.....

    BalasHapus
  7. Balasan
    1. Ini karena para pematerinya keren cara menyampaikannya,mba.. Jadi cepat nyerap, hehehe.

      Hapus
  8. Tulisan yang keren. Kayaknya dirimu udah termasuk golongan blogger content, mak :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehehe... makasih, mak. Aku sih masih menganggap diriku blogger 'pas-pasan'. Pas dapat job review bisa nulis contentnya. Pas ada lomba, bisa ikutan. Ya gitu deh..

      Hapus
  9. Wuih...keren emang tulisanmu mb Vit...ajarin doong ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukannya lebih keren tulisanmu,mbae??? Hihihii

      Hapus
  10. Aku masuk yang mana yah?

    Ish masih cetek aku mah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Blogger pas-pasan aja deh kek aku.. pas ada job review bisa nulis, pas ada lomba blog kita ikutan, pas gak ada job review atau lomba blog, kita nulis dari apa yang kita suka. Gimana? *hehehehe ,maksa!*

      Hapus
  11. kalo wartawan jadi blogger mah rame blognya haha

    BalasHapus
  12. reportase yang sangat bagus sekali, mbak.... sangat "storry telling" banget. Di jakarta laku nih blogger kayak, mbak. hahahha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haaaa?? Ada komennya mas Hazmi... *kabur, tutup lapak* Hihihi.. kalo merasa kebanyakan job review bolehlah dong 'dilempar' ke mari :D

      Hapus
  13. Cakep mbaaaa tulisannya, makasih yaaah

    BalasHapus
  14. Wah... kak Vita sudah menulis reportasenya. Harus buat tandingannya nih sekalian buat manas-manasin para Wartawan yang semangatnya begitu tinggi saat acara.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayooo!!! Satu event bisa ditulis dalam angle yang berbeda. Tiap orang pasti punya fokusnya masing-masing. Ditunggu ya!

      Hapus
  15. Lbh enak mana, mba...blogger adsense ato blogger konten?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo kata mas Hazmi, lebih enak blogger konten karena blogger adsense itu kadang2 bisa dibanned blognya oleh Google. Mulai dari awal lagi kan kebangetan capenya, hehehe..

      Hapus
    2. Saya setuju sama Mas Hasmi. Kalo jadi blogger konten, kita bisa jadi apa adanya diri kita. Kalo jadi blogger adsense, sepertinya tidak bisa totalitas jadi diri kita sendiri ya ... dan menurut saya, itu melelahkan. Saya pribadi lebih suka tampil seperti apa adanya diri saya, saya pasti capek jadi blogger adsense ... menurut saya, lho ya :))

      Hapus
  16. Acara yang menarik dan ilmunya dapeet bangeet ya mak.. Saya juga pengeen bisa ikut pelatihan seperti ini. Asliii seru dan kalau bisa dipraktikkan manfaatnya banyak sekali ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyah mak, emang seru. Pelatihan kek gini perlu banget diikuti.

      Hapus
  17. kekuatan blogger emang dahsyat ya sekarang ini :D banyak sekali brand besar ngasih job ke blogger

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah yah..mengikuti trend masyarakat juga yang lebih cenderung mencari informasi lewat internet juga sih. Mau tidak mau jualan juga pindah ke internet. Tinggal gimana bloggernya aja melihat peluang.

      Hapus
  18. Keren reportase dan infografisnya, Vita ..... bagaimana bikinnya?

    Oya, saya pernah satu kali pelatihan dengan wartawan. Pelatihanya ttg bagaimana menulis isu perempuan dan anak.
    Andai bapak2 wartawan itu ngeblog, pasti bakal keren mereka ya, pengalamannya sudah banyak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, seperti yang kang Arul bilang kalo wartawan ikutan ngeblog lewat deh bloggernya hehehehe...
      Infografisnya pak apa ya? Kasi tau gak yah.. hehehe

      Hapus
  19. untung saya suka ngeblog ya #eh hehehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha mak Haddriati mah ketiban job review mulu hihihi

      Hapus
  20. Riset itu penting banget ya, mak. Apalagi kalo pas ikutan lomba juga :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener.. bener banget! 11-12 lah belajar sebelum ujian di kampus hahahaha.

      Hapus
  21. yak... wartawan emang seharusnya lebih jago karena dsara jurnalistiknya udah ada. saya jug aselalu pingin ikut kopdar dan lain-lain, dan keinginan terbesar sih job review. tapi, belum pernah dapet :")

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tetap nulis ya kak. Jangan mikir job review dulu. Job review akan datang dengan sendirinya. Semangat!

      Hapus
  22. Jadi mau belajar mengenai job review.
    Tulisannya menginspirasi! :)

    BalasHapus
  23. Wah Bermanfaat sekali mbak pelatihannya, aku baru sadar kalo apa yang aku dapetin selama ini di pelatihan2 jurnalistik itu sebenernya ngebantu aku banget di bloging :D semoga bisa makin keren yah tulisan-tulisan kita aamiin

    BalasHapus
  24. di share dong.. item bagaimana membuat tulisan menarik nya..

    BalasHapus
  25. yeah dapat ilmu baru lagi di blog ini,salam kenal mba :) job review,ehm,masih bljr ,moge nnti ada yg melirik di blog saya hihihi

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan share postingan ini jika suka, tapi.. jangan dicopas ya. Semua komentar dimoderisasi terlebih dahulu. Komen dengan link hidup, mohon maaf tidak saya approve. A happy reader is one of my excitement of being blogger. Terima kasih sudah berkunjung.