Menyebut objek wisata Sulawesi Selatan kebanyakan orang akan teringat Tana Toraja, Makassar atau Tanjung Bira. Padahal Sulawesi Selatan, provinsi dengan berjuta potensi pariwisata ini ternyata menyimpan satu objek wisata menarik yang tidak banyak diketahui orang.
Salah satunya adalah Rammang-Rammang. Tak banyak yang tahu tentang tempat ini. Namanya nyaris tak terdengar karena tenggelam oleh objek wisata alam lain yang berlokasi tak jauh dari Makassar seperti Bantimurung.
Salah satunya adalah Rammang-Rammang. Tak banyak yang tahu tentang tempat ini. Namanya nyaris tak terdengar karena tenggelam oleh objek wisata alam lain yang berlokasi tak jauh dari Makassar seperti Bantimurung.
Rammang-Rammang sendiri sebenarnya adalah deretan batu karst yang membentang sepanjang 45000 hektare di Gugusan Pegunungan Kapur (karst) Maros-Pangkep. Dalam catatan UNESCO, Rammang-Rammang adalah pegunungan karst terbesar kedua, terluas, terpanjang, dan terindah di dunia. Selain itu UNESCO menetapkan Rammang-Rammang sebagai kawasan cagar alam yang memiliki keragaman hayati yang unik dan sisa peninggalan manusia purba di beberapa dinding gua.
How To Rammang Rammang
Sebenarnya tidak sulit untuk mencapai Rammang-Rammang. Lokasinya berada di Desa Salenrang Dusun Rammang-rammang, Kabupaten Maros. Jarak untuk sampai ke sana sekitar 32 kilometer dari pusat Kota Makassar, dengan lama perjalanan sekitar 60 sampai 90 menit.Ada dua jalur yang bisa ditempuh untuk menikmati keindahan Rammang- Rammang. Pengungjung bisa memilih jalur darat atau jalur sungai. Dari dermaga Rammang-Rammang kita bisa menyusuri sungai Pute dengan menumpang perahu yang disebut sebagai Jolloro’ oleh masyarakat setempat.
Dengan membayar tarif sekitar Rp150 sampai Rp200 ribu pulang pergi untuk sebuah Jolloro berpenumpang 10 orang, penumpang akan diajak menyusuri batu karst dengan suasana sungai yang tenang dan berhias Mangrove, pohon Nipa dan pohon Bakau.
Sungai Pute, Rammang-Rammang |
Rammang-Rammang, Nirwana Yang Tersembunyi
Setelah menempuh perjalanan 30 menit dari dermaga Rammang-Rammang, dusun Kampung Berua ada di depan mata. Di kampung kecil ini terdapat sawah luas dengan latar belakang pegunungan karst selayaknya lukisan. Bayangkan betapa indahnya pemandangan ini dilihat di malam hari.Hutan Batu, Dusun Kampung Berua |
Tidak salah jika pemerintah provinsi Sulawesi Selatan melalui Dinas Kebudayaan Pariwisata menggelar event Festival Full Moon dengan tema ‘Hidden Paradise’ di tanggal 4-5 Agustus 2015 lalu. Event ini sedianya untuk lebih memperkenalkan Rammang-Rammang di mata dunia, mengingat potensi pariwisata di tempat ini sangat luar biasa.
Selain pemandangan deretan pegunungan karst yang disebut sebagai Hutan Batu, Rammang-Rammang mempunyai sejumlah objek wisata alam lain. Sebut saja Telaga Bidadari, Goa Bulu Barakka, Goa Telapak Tangan, dan Goa Pasaung.
Selain pemandangan deretan pegunungan karst yang disebut sebagai Hutan Batu, Rammang-Rammang mempunyai sejumlah objek wisata alam lain. Sebut saja Telaga Bidadari, Goa Bulu Barakka, Goa Telapak Tangan, dan Goa Pasaung.
Take Only Memories, Leave Only FootPrints
Beberapa waktu lalu sebuah event yang diberi tajuk Festival Full Moon digelar oleh Dinas Pariwisata Sulawesi Selatan untuk mengekspose keindahan Rammang-Rammang. Event ini sempat ternoda dengan kecerobohan dan ketidakpedulian dari peserta acara. Sampah berupa sisa makanan, tissue, gelas air minum bergelimpangan di beberapa tempat. Padahal panitia sudah menyiapkan kantong pembuangan di beberapa titik. Saya yang membacanya lewat social media menjadi sangat malu event berskala besar untuk memperkenalkan Rammang-Rammang tercoreng seperti ini.
Menurut beberapa traveler, objek wisata yang tidak terekspos media sebenarnya lebih indah untuk dinikmati.Karena jika sudah banyak yang tahu, terkadang tingkah pengunjung yang tidak peduli lingkungan akhirnya membuat sebuah objek wisata kehilangan daya tariknya.
Haruskah Rammang-Rammang tetap menjadi nirwana yang tersembunyi agar keindahannya bisa tetap abadi? Ataukah kita sebagai pengunjung harus siap berbenah diri menjaga lingkungan disaat menikmati pemandangan yang alami?
Jawabannya ada pada kita sendiri. Bukan pada pilar-pilar batu karst yang menjulang di antara kebun dan sawah-sawah dengan padi emas menguning. Karena Rammang-Rammang adalah nirwana yang tersembunyi yang tak pantas untuk dikotori. Datanglah berkunjung namun jangan tinggalkan apapun selain jejak kaki.
Batu kars ntu batu kapur kan ya kak
BalasHapusRamang-ramang, baru dengar namanya. Tapi iya beneran indah banget alamnya.
BalasHapuswih itu sungainya indah banget
BalasHapusbetul juga ya, objek wisata yang belum 'tersentuh' justru lebih indah
BalasHapuskeren banget nih viewnya,, argghh kapan bisa sampe sini ya,, :)
BalasHapusDulu saya explore rammang2 jalan kaki masuk,, pulang pi naik perahu T_T
BalasHapusBtw juarami lagi kak vitaaa yessssa \(○^ω^○)/
Belum sempet ke sini nih. Cuma sampe Leang-Leang doang. Next trip wajib ke sini deh klo ke Sulsel lagi :'(
BalasHapusWah mantep lah. thanks for sharing. Saya ke Makassar aja belom
BalasHapuskeren pemandangannya, indonesia emang kaya banget hehe
BalasHapusSaya tertarik dengan tulisan anda mengenai Rammang-Rammang, Nirwana yang Tersembunyi
BalasHapusSaya juga mempunyai tulisan yang sejenis mengenai Indonesia yang bisa anda kunjungi di Informasi Seputar Indonesia