Apa yang terpikirkan saat menyebut kata Belanda?
Jawaban bisa beragam tergantung siapa yang ditanya. Anak SD yang baru
belajar sejarah mungkin akan terpikir kata ‘Penjajah’. Yang senang jalan-jalan
bisa jadi menjawab Kincir Angin, Tulip dan Sepatu Kayu. Mahasiswa bisa jadi
menjawan Bendungan, Sepeda, Neso karena
kepikiran mencari beasiswa. Bukan tidak mungkin pula para pembaca novel akan menjawab Negeri Van Oranje ( Iyah, novel fenaomenal itu loh..) dan masih banyak
alternatif jawaban lainnya.
Dari sekian banyak hal yang menjadi top of mind seseorang dari kata ‘
Belanda ‘ seorang teman saya yang meraih master dan doktornya di Delft
University bilang Belanda adalah Inovasi. “Di Belanda, dosen-dosen itu
nanyaaaa.. melulu,”katanya. Bukannya tanpa alasan, sebuah jawaban akan menjadi
sumber pertanyaan berikut yang menstimulasi untuk membangun ide dan gagasan
baru. Dari sinilah munculah inovasi-inovasi yang menghantarkan Belanda di posisi enam European Innovation
Index diantara negara-negara di Eropa dan di posisi ke lima Global
Innovation Index di seluruh dunia pada tahun 2014.
Belanda memang tidak main-main dalam hal Inovasi. Bagi Belanda ini adalah landasan bagi perekonomian
dan masyarakat mereka di masa kini dan yang akan datang untuk kepentingan
generasi berikutnya. Jika melihat sepak
terjang inovasi tekhnologinya , Belanda tampaknya sangat berambisi. Pemerintah
bersama pihak swasta, industri, akademisi, lembaga penelitian dan konsorsium
publik bahu membahu menciptakan inovasi-inovasi baru di segala bidang. Satu hal yang menarik bagi saya adalah inovasi tersebut
harus menjadikan Belanda dan bumi menjadi lebih baik.
Bagaimana caranya?
Belanda dan Inovasi : Sinar Matahari Untuk Plastik Ramah Lingkungan
Salah satu hal yang menjadi ancaman
bagi lingkungan adalah plastik, tidak saja karena sulit didaur ulang
namun pada proses pembuatannya dapat menghasilkan limbah kimia yang dapat
merusak lingkungan. Pada saat pembuatan plastik ada pada sebuah proses dimana
hidroksilasi bereaksi mengubah sikloheksana
menjadi sikloheksanol, sebuah molekul perintis untuk bahan nilon. Untuk mengubah
sikloheksana tersebut diperlukan atom
oksigen dan atom hidrogen yang akan membantu pada proses pembakarannya dengan
metode tertentu. Pada proses ini katalis kimia dibutuhkan namun sayang sekali
proses ini pula yang menghasilkan limbah kimia yang cukup berat.
Melihat hal tersebut dicarilah berbagai cara paling tidak untuk memimalisir
hal tersebut. Dengan mengkombinasikan Bioscience dan Kimia ditemukanlah sebuah
inovasi baru dengan mengganti bahan-bahan kimia yang dipergunakan untuk proses
penting pembuatan plastik dengan enzym bernama monooxygenases, yang ditemukan
di semua organisme hidup. Pada manusia, enzym ini memainkan peran penting dalam mematikan zat beracun dalam liver.
Sesuatu yang berasal dari alam, harusnya kembali ke alam. Dalam pengaktifan enzym Monooxygenases yang
memerlukan elektron dipergunakanlah Air
dan sinar matahari. Dengan stimulasi yang tepat air dapat berfungsi sebagai
donor elektron untuk enzym Monooxygenases. Caranya adalah dengan mengkombinasikan
katalis titanium dioksida, senyawa yang ditemukan dalam cat tembok putih, dengan
sinar matahari yang akan memisahkan air dan menghasilkan elektron untuk
monooxygenases, seperti dalam proses fotosintesis pada daun.
Proses Fotosintesis Dengan Menggunakan Sinar Matahari Diadopsi Dalam Proses
Pembuatan Plastik
|
Sebenarnya penggunaan sinar matahari dalam inovasi tekhnologi di Belanda sudah dikembangkan pada industri Fotovoltaik, sektor teknologi dan
penelitian yang berhubungan dengan aplikasi panel surya untuk mengubah sinar
Matahari menjadi listrik, tapi belum ada yang terpikirkan untuk menggunakannya untuk
dalam proses pembuatan plastik. Sejauh ini teknik tersebut dianggap cukup
menjanjikan karena di Belanda diperlukan cahaya buatan agar reaksi kimia dapat
terjadi. Agar didapatkan hasil yang maksimal saat ini penelitian tetap
dilanjutkan. Jika inovasi ini berhasil diharapkan akan ada alat yang lebih
sederhana kuat dan serbaguna untuk reaksi kimia yang lebih sulit lagi agar
dapat membuat industri kimia sedikit
lebih ramah lingkungan.
Sebuah jawaban akan menghasilkan sebuah pertanyaan berikutnya. Dan pertanyaan-pertanyaan itulah yang akan terus memicu Belanda untuk terus menciptakan inovasi-inovasi baru untuk Belanda dan bumi yang lebih baik.
Indonesia, jangan mau kalah ya!
References :
- http://www.iamexpat.nl/read-and-discuss/expat-page/news/dutch-no-longer-among-top-european-innovators
- http://www.holland.com/global/meetings/green-meetings/green-conference-cities/amsterdam.htm
- http://delta.tudelft.nl/article/turning-sunlight-into-plastics/29622
Semoga inovasi ini bisa diterapkan lebih luas ya.
BalasHapusBelanda berhasil membuktikan bahwa inovasi membuat mereka bertahan!
BalasHapusBelanda sepertinya sdar akan lingkungan dan berbanding terbalik dengan Indonesia. sepertinya kita bisa belajar dari mereka untuk kedepannya
BalasHapus