Laporkan Penyalahgunaan

Featured Post

Tags

Categories

ABOUT ME

I could look back at my life and get a good story out of it. It's a picture of somebody trying to figure things out.

Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Template

Facebook

Most Popular

Langsung ke konten utama

Belanda dan Inovasi : Sinar Matahari Untuk Plastik Ramah Lingkungan



Apa yang terpikirkan saat menyebut kata Belanda?


Jawaban bisa beragam tergantung siapa yang ditanya. Anak SD yang baru belajar sejarah mungkin akan terpikir kata ‘Penjajah’. Yang senang jalan-jalan bisa jadi menjawab Kincir Angin, Tulip dan Sepatu Kayu. Mahasiswa bisa jadi menjawan Bendungan, Sepeda, Neso  karena kepikiran mencari beasiswa. Bukan tidak mungkin pula  para pembaca novel akan menjawab  Negeri Van Oranje ( Iyah,  novel fenaomenal itu loh..) dan masih banyak alternatif jawaban lainnya. 

Dari sekian banyak hal yang menjadi top of mind seseorang dari kata ‘ Belanda ‘ seorang teman saya yang meraih master dan doktornya di Delft University bilang Belanda adalah Inovasi. “Di Belanda, dosen-dosen itu nanyaaaa.. melulu,”katanya. Bukannya tanpa alasan, sebuah jawaban akan menjadi sumber pertanyaan berikut yang menstimulasi untuk membangun ide dan gagasan baru. Dari sinilah munculah inovasi-inovasi yang menghantarkan  Belanda di posisi enam European Innovation Index diantara negara-negara di Eropa dan di posisi ke lima Global Innovation Index di seluruh dunia pada tahun 2014. 

Belanda memang tidak main-main dalam hal Inovasi.  Bagi Belanda ini adalah landasan bagi perekonomian dan masyarakat mereka di masa kini dan yang akan datang untuk kepentingan generasi berikutnya.  Jika melihat sepak terjang inovasi tekhnologinya , Belanda tampaknya sangat berambisi. Pemerintah bersama pihak swasta, industri, akademisi, lembaga penelitian dan konsorsium publik bahu membahu menciptakan inovasi-inovasi baru di segala bidang.  Satu hal  yang menarik bagi saya adalah inovasi tersebut harus menjadikan Belanda dan bumi menjadi lebih baik. 

Bagaimana caranya?

Belanda dan Inovasi : Sinar Matahari Untuk Plastik Ramah Lingkungan 


Salah satu hal yang menjadi ancaman  bagi lingkungan adalah plastik, tidak saja karena sulit didaur ulang namun pada proses pembuatannya dapat menghasilkan limbah kimia yang dapat merusak lingkungan.  Pada saat  pembuatan plastik ada pada sebuah proses dimana  hidroksilasi bereaksi mengubah sikloheksana menjadi sikloheksanol, sebuah molekul perintis untuk bahan nilon. Untuk mengubah sikloheksana  tersebut diperlukan atom oksigen dan atom hidrogen yang akan membantu pada proses pembakarannya dengan metode tertentu. Pada proses ini katalis kimia dibutuhkan namun sayang sekali proses ini pula yang menghasilkan limbah kimia yang cukup berat. 

Melihat hal tersebut dicarilah berbagai cara paling tidak untuk memimalisir hal tersebut. Dengan mengkombinasikan Bioscience dan Kimia ditemukanlah sebuah inovasi baru dengan mengganti bahan-bahan kimia yang dipergunakan untuk proses penting pembuatan plastik dengan enzym bernama monooxygenases, yang ditemukan di semua organisme hidup. Pada manusia, enzym ini  memainkan peran penting dalam mematikan  zat beracun dalam liver. 

Sesuatu yang berasal dari alam, harusnya kembali ke alam.  Dalam pengaktifan enzym Monooxygenases yang memerlukan elektron dipergunakanlah  Air dan sinar matahari. Dengan stimulasi yang tepat air dapat berfungsi sebagai donor elektron untuk enzym Monooxygenases. Caranya adalah dengan mengkombinasikan katalis titanium dioksida, senyawa yang ditemukan dalam cat tembok putih, dengan sinar matahari yang akan memisahkan air dan menghasilkan elektron untuk monooxygenases, seperti dalam proses fotosintesis pada daun.  

Proses Fotosintesis Dengan Menggunakan Sinar Matahari Diadopsi Dalam Proses Pembuatan Plastik


Sebenarnya penggunaan sinar matahari dalam inovasi tekhnologi di Belanda  sudah dikembangkan pada  industri Fotovoltaik, sektor teknologi dan penelitian yang berhubungan dengan aplikasi panel surya untuk mengubah sinar Matahari menjadi listrik, tapi belum ada yang terpikirkan untuk menggunakannya untuk dalam  proses  pembuatan plastik.  Sejauh ini teknik tersebut dianggap cukup menjanjikan karena di Belanda diperlukan cahaya buatan agar reaksi kimia dapat terjadi. Agar didapatkan hasil yang maksimal saat ini penelitian tetap dilanjutkan. Jika inovasi ini berhasil diharapkan akan ada alat yang lebih sederhana kuat dan serbaguna untuk reaksi kimia yang lebih sulit lagi agar dapat membuat  industri kimia sedikit lebih ramah lingkungan.

Sebuah jawaban akan menghasilkan sebuah pertanyaan berikutnya. Dan pertanyaan-pertanyaan itulah yang akan terus memicu Belanda untuk terus menciptakan inovasi-inovasi baru untuk Belanda dan bumi yang lebih baik.  

Indonesia, jangan mau kalah ya!

References :
  1. http://www.iamexpat.nl/read-and-discuss/expat-page/news/dutch-no-longer-among-top-european-innovators
  2.  http://www.holland.com/global/meetings/green-meetings/green-conference-cities/amsterdam.htm
  3.  http://delta.tudelft.nl/article/turning-sunlight-into-plastics/29622

Komentar

  1. Semoga inovasi ini bisa diterapkan lebih luas ya.

    BalasHapus
  2. Belanda berhasil membuktikan bahwa inovasi membuat mereka bertahan!

    BalasHapus
  3. Belanda sepertinya sdar akan lingkungan dan berbanding terbalik dengan Indonesia. sepertinya kita bisa belajar dari mereka untuk kedepannya

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan share postingan ini jika suka, tapi.. jangan dicopas ya. Semua komentar dimoderisasi terlebih dahulu. Komen dengan link hidup, mohon maaf tidak saya approve. A happy reader is one of my excitement of being blogger. Terima kasih sudah berkunjung.