Laporkan Penyalahgunaan

Featured Post

Tags

Categories

ABOUT ME

I could look back at my life and get a good story out of it. It's a picture of somebody trying to figure things out.

Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Template

Facebook

Most Popular

Langsung ke konten utama

[I-Movie] Habibie & Ainun

Haven't i told you that i actually not Indonesian Movie big fans? Hanya ada beberapa film Indonesia yang saya bela-belain nonton di theather. Bukan karena sok-sokan atau gimana. Tapi film Indonesia yang kebanyakan beredar stereotype. Kalau gak horror yah film komedi yang asal aja. Toh,gak berapa lama dari penayangan di bioskop, sudah tayang aja dulu di tivi tivi swasta. 

Tentu saja selalu ada pengecualian untuk setiap hal. Salah satunya ini . Habibie & Ainun.  Jadi berangkatlah saya menonton Habibie & Ainun sambil berlari-lari. Kenapa? Karena terlambat! Hahahaha.. Walhasil, saya dan teman terlewat lima menit pertama.. Oh well *hapus keringat*

Jadi ceritanya,saya telat melihat adegan pertemuan mereka di sekolah. Saat Habibie remaja bertemu dengan Ainun remaja dengan awal perkenalan yang tidak menyenangkan. Saat dewasa, takdir mempertemukan mereka kembali. Ainun dewasa semakin cantik dan menarik. Banyak lelaki-lelaki yang tertarik padanya. Tak terkecuali Habibie. Diantara sederetan lelaki berpendidikan yang kaya, Habibie adalah satu-satunya yang paling sederhana. Disaat yang lain bertandang ke rumah Ainun dengan mobil keren dan sopir, Habibie dengan percaya diri menyambangi kediaman Ainun dengan becak. Walaupun begitu, tampaknya baik keluarga Ainun maupun Ainun sendiri lebih menyukai Habibie. Hingga akhirnya di kisahkan dalam film tersebut, Habibie meminang Ainun dan membawanya ke Jerman. 

Hidup di luar negeri tidaklah mudah. Apalagi bagi seorang Habibie yang baru saja merintis mimpinya. Naik turun kehidupan, panas terik hingga dinginnya salju menjadi tantangan bagi cinta mereka. Dari apartemen yang sempit, sepatu jebol karena berjalan kaki demi menghemat uang hingga Ainun terkena kanker ovarium, mereka lalui bersama. Ainun yang sering merasa kesepian pun hendak pulang ke Indonesia. Sayangnya pemerintah Indonesia belum siap menerima seorang Habibie yang bisa membuat pesawat. Bertahanlah mereka di Jerman sampai akhirnya duta besar Indonesia untuk Jerman di jaman pemerintahan Soeharto mengontak Habibie dan menawarkan untuk membangun industri pesawat terbang di Indonesia. 

Semakin tinggi pohon semakin kencang pula anginnya. Begitupun yang terjadi pada kehidupan Habibie dan Ainun. Menjadi seorang pejabat negara penuh dengan godaan uang dan wanita. Tak satupun yang mengelincirkan Habibie ke jalan yang salah. Hingga akhirnya Habibie menjadi Presiden RI dengan segala keruwetannya, Ainun tetap mensupport walaupun sebenarnya kanker makin menggerogoti tubuhnya. Saat Habibie lengser, giliran Habibie yang mensupport Ainun melewati hari-harinya melawan penyakit itu. Sungguh sangat romantis dan menguras emosi. Sayangnya saat adegan Habibie menunggu Ainun di operasi sebuah suara terdengar,"Ya!Halo!Iyah,mana nomer rekeningnya.Sini saya kirimi uang.Sudah lama saya dak kirim uang juga." Ternyata seorang penonton,ibu-ibu yang sedang menerima telpon dengan suara yang cetar membahana. Ahh.. satu theatre jadi pengen nyodorin nomer rekening juga.. Kirimin saya juga dong bu....

Anyway.... Habibie & Ainun adalah sebuah film adaptasi dari memoir yang berjudul sama. Ditulis oleh bapak Prof.Dr. Ing. BJ Habibie untuk mengenang almarhum istri tercinta Ibu Ainun diangkat ke layar lebar dengan sutradara Faozan Rizal. Awalnya buku ini semacam terapi bagi pak Habibie sepeninggalan ibu Ainun. Ternyata memoir ini terjual lebih dari 50ribu copies dan akhirnya menjadi semacam kisah percintaan romantis nasional hingga kemudian di filmkan. 

Aktor dan Aktris utamanya pun bukan sembarangan. Reza Rahardian berperan sebagai Habibie dewasa, mampu menghidupkan tokoh Habibie di layar lebar,lengkap dengan cara bicara dan gesturenya. Menurut Reza,dia merasa sangat terbantu dengan kehadiran Pak Habibie saat syuting sehingga dia bisa langsung mengadaptasikan gesture&pembawaannya ke layar lebar. Bunga Citra Lestari pun sukses keluar dari imej "sinetron" dan menghadirkan tokoh Ainun walaupun dengan imajinasinya sendiri. Menurut BCL,dia belum pernah bertemu dengan Almarhum,sehingga dia hanya bisa mengetahui kepribadian dan gesture Ibu Ainun melalui orang-orang terdekat beliau. Tapi itu sudah lumayan banget loh!

Lalu siapa juga Faozan Rizal,sang sutradara? Terus terang awalnya saya pikir film ini di sutradarai Hanung Bramatyo,secara di infotainment keknya yang lebih banyak ngasih komentar dia dan istrinya. Barulah di credit title saya mengetahui bahwa Hanung hanya menjadi "tim pendukung" aja bagi film ini. Walaupun begitu Hanung ikut menjadi cameo sebagai pengusaha yang berusaha menyuap Habibie. Seperti apakah aktingnya? Yah nonton dulu aja kali yaahh...

Bagi saya film ini menarik. Bukan hanya dari sisi drama percintaan antara Habibie dan Ainun. Melalui film ini juga kita bisa belajar sejarah Indonesia. Apalagi untuk yang gedenya pas jaman (katanya) reformasi ini. Biar tahu dikitlah kenapa Indonesia ini agak susah maju :D. Romantisme dan Jokes ala pak Habibie juga asik untuk disimak. Siapa yang tahu kalau Pak Habibie berjanji membuatkan pesawat untuk Ibu Ainun dan finally  di terbangkan sebagai hadiah ulang tahun beliau? Aduhh ini siapa yang bisa seperti ini.... *ngarep juga* 
Tapi tentu saja tak ada film yang sempurna. Ada beberapa yng bikin saya bertanya-tanya,misalnya:  kenapa TVRI tidak menjadi media partner. Saya yakin TVRI itu punya banyak dokumentasi era Soeharto. Ini kenapa malah RCTI? Lalu KENAPA ADA CHOCOLATOS DI ERA 80-90? Kenapa bukan Astor, Wafer Superman atau cokelat ayam? Oh yaa.. saya lupa.. itu sponsor yak? :p 


Ya sudahlah, gak masalah. Yang jelas, ini adalah salah satu film Indonesia yang layak tonton di akhir tahun ini. Semoga setelah menonton film ini jadi lebih cinta negeri Indonesia, lebih semangat meraih mimpi dan cinta sama pasangan masing-masing yah.. Selamat menonton! 



Komentar