Laporkan Penyalahgunaan

Featured Post

Tags

Categories

ABOUT ME

I could look back at my life and get a good story out of it. It's a picture of somebody trying to figure things out.

Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Template

Facebook

Most Popular

Langsung ke konten utama

10 Tips Menjadi Penyiar Radio

Tanggal 11 September ditasbihkan sebagai Hari Radio Nasional. Ini dasarnya karena pada tanggal itu Radio Republik Indonesia pertama kali berdiri. Lalu pada akhirnya ketika banyak bermunculan radio radio swasta niaga lainnya, tanggal 11 September pun di nobatkan menjadi Hari Radio Nasional. 




Nah bicara soal radio, ujung tombak radio itu gak lain gak bukan adalah para penyiarnya. Menurut survey kecil-kecilan saya, salah satu profesi terkeren adalah menjadi penyiar radio. Banyak yang pengen jadi penyiar karena,"cool aja gituh bisa dengar lagu paling duluan,di dengerin banyak orang,banyak fans,ahh seru aja lah". Ada juga yang bilang "Menjadi penyiar radio itu bisa menyalurkan kecerewetan seseorang sambil dengerin lagu.Lumayan kan di dengerin orang banyak". Dan akhirnya banyaklah orang yang pengen jadi penyiar radio. Sampai-sampai ada sebuah event yang di gelar dengan tagline Jadi Penyiar Radio itu gampang! Tapi bener gak sih?

Diluar bahwa tagline memang harus "menarik" perhatian, saya jadi bertanya-tanya sendiri, masa sih? Sepanjang jadi penyiar radio sejak tahun 1998 hingga sekarang saya sendiri gak pernah berani bilang menjadi Penyiar Radio itu gampang. Bahkan senior-senior yang jam terbangnya lebih tinggi dan sudah melanglang buana pun gak satupun pernah saya tahu mengganggap menjadi Penyiar radio itu gampang. Yah mungkin kalo gimana caranya jadi penyiar yah mungkin gampang.Tinggal kirim lamaran ke radio,kalo di terima ya beres!Tapi "menjadi" penyiar radio itu lain lagi ceritanya.

Mungkin bagi sebagian besar orang,gambaran seorang penyiar radio adalah seseorang yang duduk manis,menyapa pendengar,baca request, sebut judul lagu dan penyanyi dan mutar lagu. Jadi mereka berpikir,ohh jadi penyiar itu gampang. Gak sepenuhnya salah juga sih,kalo mikirnya cuma acara seperti itu. Tapi tahukah para pendengar,bahwa di balik itu banyak hal yang harus di persiapkan dan tidak semudah yang di bayangkan?

"Meja" Siaran para Penyiar 

Radio itu jualannya suara. Tapi jika ada yang bilang  haruslah bersuara merdu,empuk mendayu dayu rasanya sekarang tidaklah terlalu tepat lagi.  Kalau hanya bermodal suara "enak di dengar" tapi siarannya tidak berisi sepertinya percuma juga. Penyiar yang ngomong tidak ada juntrungannya,muter-muter dan terlalu banyak "eehhhh.." nya bisa membuat pendengar dengan mudahnya mengalihkan channel ke radio tetangga. Nah agar, pendengar betah itu lah yang membuat profesi Penyiar Radio itu menjadi tidak semudah yang di dengarkan. 

Ketika saya pertama kali terjun bebas menjadi , senior-senior saya pernah bilang "Penyiar Radio yang baik itu  gak cuma bermodal suara "enak di dengar" tp jg bisa hrs bisa menyampaikan Informasi. Bukan hanya  sekedar judul & penyanyi dari lagu yg disiarkan atau membaca script.  harus menjadi on air personality yg membuat pendengar betah. ,"gitu katanya. Gimana caranya? Ini sedikit bocorannya..

1. Menjadi Diri Sendiri

Seorang penyiar apalagi penyiar baru sering kali melihat penyiar-penyiar senior atau penyiar favoritnya. Sadar atau tidak seringkali para penyiar ini akhirnya terpaku pada sosok tersebut dan akhirnya gaya siarannya pun terbawa. Padahal kan gak semua orang bisa menjadi Ryan Seacrest atau Rick Dees,misalnya (Gila ya, contoh penyiarnya jadul abis.) . Atau kalau di Indonesia seperti Indy Barends, Farhan, Shahnaz Haque, Fla Prisicillia atau siapalah penyiar penyiar handal lainnya sekarang. Setiap orang punya style tersendiri. Mana tahu style kita ternyata lebih disukai oleh pendengar di banding meng-copy cat penyiar favorit kita,ya kan? Tapi ter-influence oleh style dari penyiar favorit bahkan penyiar mentor saat masa training pun terkadang tidak bisa di hindarkan. Kalau seperti itu yuk mari loncat ke bocoran nomer 2.

2. Pelajari Dasar Penyiaran

Banyak yang menganggap seorang penyiar radio itu yang penting cerewet,banyak ngomong,bawel dan sebangsanya. Padahal gak semua orang bisa ngomong lancar di depan mike, ngomong sendiri, apalagi mengutarakannya dalam kalimat-kalimat efektif yang catchy. Itu bukanlah hal yang mudah. Makanya perlu latihan dasar. Mulai dari pengontrolan tone suara,artikulasi dan intonasi yang bisa menyakinkan pendengar saat penyiar radio berbicara di depan mike. Perlu diingat, radio itu jualannya "suara" dan tak ada visual. Penyiar harus mampu memvisualkan sesuatu dalam suara sehingga pendengar dapat mengimajinasikannya. Dengan permainan kata. Penyiar juga harus bisa terdengar berbeda walaupun sebenarnya yang kita omongkan hal yang itu-itu saja supaya pendengar gak bosan. Nah,ini pinter-pinternya penyiar nih. Satu penyiar dengan penyiar lain akan berbeda pemilihan katanya, tergantung dari seberapa banyak wawasan dan vocabulary yang dia miliki. Makanya nambah wawasan dan latihan siaran itu perlu supaya gak asal cuap aja..

3. Hilangkan Aksen

Setiap orang pasti punya aksen atau logat tersendiri saat berbicara.Jangankan saat berbicara bahasa asing seperti bahasa Inggris,berbicara dalam bahasa Indonesia pun masing-masing punya logat tersendiri.Idealnya,seorang penyiar radio bisa menghilang aksen kedaerahan tersebut.Kecuali jika siaran di radio yang memang mengkhususkan diri untuk bahasa daerah tertentu. Tapi jika siaran di radio yang lebih global apalagi international,aksen tertentu harus di hilangkan agar semua pendengar bisa mengerti apa yang di ucapkan. 

4. Mendengarkan

Untuk menjadi penyiar yang handal,gak cukup hanya sekedar asal cuap saja tapi diperlukan "latihan mendengarkan". Dengarkan siaran penyiar lain,dengarkan iklan-iklan dan tentu saja penyiar juga harus mendengarkan siarannya sendiri. Gimana caranya? Yah di rekam dong siarannya. Ini bisa jadi evaluasi diri untuk mengetahui mana yang kurang dan mana yang kelebihan.Jangan takut mengkritik diri sendiri. Lebih baik lagi jika bisa mendengar kritikan dari orang lain. Walau bagaimanapun juga mereka adalah pendengar dan penyiar radio tanpa pendengar bukan siapa-siapa.  

5. Latihan 

Practice makes perfect, pernah dengarkan?Latihan dan latihan itu yang harus selalu di lakuka seorang penyiar radio sejago apapun dia. Latihan ngomong sendiri pura-puranya membuka acara,latihan gimana berinteraksi dengan pendengar di telepon,latihan wawancara artis,latihan baca adlibs,latihan baca info,latihan nge-jokes,latihan bridging pokoknya latihan aja terus. Jika tak ada script,koran pun bisa di baca sebagai latihan intonasi dan artikulasi. Jika ada kata yang belum yakin pengucapannya gimana (khususnya bahasa asing) coba cari tahu dulu. Bisa lewat penyiar lain (nah makanya sering2 mendengarkan), bisa lewat TV atau media lain. Pengucapan yang salah bisa sangat memalukan bagi seorang penyiar radio. Satu kali di radio yang dulu, ada seorang senior yang dengan pedenya menyebut "Michael Buble" menjadi "Maikel Babel" dan itu di dengar pihak label. Dapat "sindirian" dong kami..secara label tersebut berniat meng-arrange interview by phone dengan Michael Buble,himself. Pengalaman banget deh! Makanya sekali lagi dengarkan dan latihan. Dimana saja bisa jadi tempat latihan. Sambil duduk,berdiri bahkan sambil tiduran (ini sih gw banget!). Bisa jadi di mobil pas dengerin lagu, bisa di toilet, asalkan jangan pas ibadah aja sih."Sebelum kita sholat fardhu mari kita lakukan sholat sunnat berikut ini..jangan kemana-mana ya.." bisa di getok jamaah nanti! :D 

6. Ngobrol bukan ngomong aja.. 

Hal terpenting dan menjadi tantangan tersendiri bagi seorang penyiar radio itu adalah gimana penyiar menjadi teman di segala aktivitas pendengarnya. Saking dekatnya,seolah-olah penyiar itu ada di mana pendengar itu berada.Pendengar mau mendengar penyiar yang down to earth,ngobrol seperti teman atau tetangga sebelah, tidak menggurui atau sok pintar.Ih paling males kan ya dengar penyiar yang ngomongnya "tinggi" banget seperti hanya dia aja yang tahu atau pernah ngerasain hal yang di bicarakan.Jadi yah sebenarnya attitudenya sama saja pas kita ngobrol di dunia nyata,Jadi teman sejajar..jangan jadi penasehat.Kalau gitu sih mending jadi konsultan aja deh.. hehehe.

7. Persiapan

Di balik sebuah acara radio yang tersiarkan,dibaliknya ada persiapan yang gak kalah heboh. Dengan bantuan  Music Director yang nyediain lagu, Script Writer yang supply naskah, Producer yang nyiapin nara sumber dan rundown acara seorang penyiar harusnya tahu diri dong untuk juga mempersiapkan dirinya.Biar bagaimanapun suara penyiarlah yang menyapa pendengar.Makanya penting banget untuk tahu apa yang akan di bicarakan (baca tuh skrip,cari tahu juga lewat media lain tentang topik yang di bahas),buat outline dari bahan tersebut,cari tahu juga lagu yang akan di siarkan dan selalu update hal-hal terbaru.Jangan lupa,kerjasama yang kompak yah dengan team.

8. Jaga Ego & Mood

Penyiar radio juga manusia. Yang namanya mood bisa kacau dan ego bisa bicara. Mau hujan badai kek,macet kek, kuliah bermasalah,pacar marah-marah begitu on air harus bisa meninggalkan semua "derita". Di udara,penyiar radio harus bisa memisahkan urusan pribadi dan kerjaan. Biasanya makin tinggi jam siaran makin stabil juga seorang penyiar mengatur moodnya. Sejalan dengan itu juga,makin tinggi jam terbangnya makin tinggi juga egonya. Apalagi kalau sudah siaran di radio yang masuk lima besar AC Nielsen. Saya pernah menemukan case seperti itu.Ketika seorang penyiar akhirnya siaran di radio jaringan nasional. Disana dia mungkin dapat ilmu banyak hingga "terbuka mata"nya. Tapi jeleknya semakin kesana dia pun semakin merasa sebagai penyiar terbaik hanya karena siaran di tempat itu. Padahal walaupun siaran di radio jaringan belum tentu penyiarnya menjadi penyiar TERBAIK. You may be very good, but there's always someone better. Percaya diri perlu,tapi jadi sombong?Aduuhh bungee jumping aja dari tower pemancar ..

9. Tetap Aktif belajar

Banyak penyiar yang merasa dirinya sudah jago akhirnya jadi malas belajar dan meng-update dirinya. Padahal ya bo'.. sebagai ujung tombak penyalur informasi, seorang penyiar itu harus berwawasan luas. Belajar dari banyak orang,banyak baca,banyak mendengar,banyak nonton,perluas pergaulan.Selain bisa nambah wawasan dari perluasan pergaulan itu bisa ketemu ide-ide seru buat siaran sampai ditawarin jadi MC,ya kan?Yang penting stay alert deh. Gak harus sepintar Einstein sih,paling gak tahu apa yang pernah dan sedang terjadi. Kalau tahu yang akan terjadi sih mending jadi peramal aja kale yaahh.. jangan jadi penyiar.. Hahahaha.. Atau jadi penyiar yang bisa meramal? Boleh juga sihh.. 

10. Kreatif dan Berinovasi

Karena "bermain" kata-kata adalah hal yang penting buat penyiar,maka usahakan tidak menggunakan kalimat yang sama lebih dari sekali dalam satu jam.Gimana caranya?makanya kreatif dong nyari kata-kata yang menarik dan catchy.Itu juga berlaku dalam membawakan sebuah acara.Kalau lempeng aja.. aduh bisa bisa pendengar buru pindah channel dan gak balik lagi.Jangan mengandalkan lagu saja karena lagu boleh sama tapi on air personality ini lah yang membedakan radio yang satu dengan lainnya. Karakter penyiar bisa jadi tidak berubah tapi isi acara dan penyampaian bisa berubah sejalan dengan kebutuhan dan jaman. Nah disini lah kreatif dan inovasi penyiar di butuhkan agar pendengar gak bosan.






Kalo gini,masih ada yang berani bilang gak jadi penyiar radio itu gampang? Hehehehe. Saya gak berani bilang deh. Sampai sekarang pun saya masih belajar dan membenahi diri. Tapi bukan berarti saya nakut-nakutin yang pengen jadi penyiar loh yah..Kalau mau sekedar jadi penyiar asal kedengaran sih mungkin gampang, tapi kalau mau jadi penyiar yang dicari-ditunggu-dan-dirindukan butuh effort dan skill yang lebih. Memang ada istilah ala bisa karena biasa, tapi kalau prepare dan memandang sebelah mata yah bakal standar-standar aja. Remember,practice makes perfect kata guru bahasa Inggris. Hehehe..

Dibalik semua "keribetan" itu,banyak hal-hal seru dan asik menjadi penyiar radio. Selamat Hari Radio Nasional. Jangan bosen denger radio dan suara penyiarnya yah... Sekali siaran tetap siaran! 

pic by etsy.com

Komentar

  1. eh, emang gimana nyebutin nama michael buble yang bener kah? xixixi
    nice post, vit, suer! cuma kalo boleh dikit komplain, gue ato saya, pilih salah satu aja biar makin asik .. :p

    BalasHapus
  2. Michael Buble itu di baca : maikel buble..jadi bukan maikel bable yaah.. kkkk.. kalo gue atau saya itu kebiasaan pas ngomong. Kdg2 sy teringat saya bisa di komplen ke jakarta2an kalo pake gue,jadi otomatis berubah jadi saya. hehehhe

    BalasHapus
  3. Baca tulisan ini jd inget jmn remaja dan dpt kiriman lagu dr pacar atau gebetan via radio :))))

    BalasHapus
    Balasan
    1. whoaa senangnya dapat kiriman lagu. Berasa lagu itu diciptakan buat berdua aja ya? :D sayang skrg sudah gak jaman lagi nih kirim2 lagu. Adanya mereka maunya penyiar gak usah banyak ngomong, mending dengar lagu aja.

      Hapus
  4. Gue termasuk yang mikir penyiar radio itu kerjaan keren :D
    Tapi kalo gampang enggaknya, gue tau jawabannya enggak, buktinya ya kayak yang kamu bilang itu tadi, ada penyiar yang baru dia ngomong aja udah gue pindahin salurannya saking ud tau gimana nggak enaknya dia kalo siaran, hehehe..
    Nah, kalo dengerin Vita siaran, baru deh terasa gimana siaran yang asik, uhuuuuuuyyy *berharap dilemparin Yonghwa* eh diiringin gitar Kang Haneul nyanyi juga boleh deh*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huahahahaha.. gimana kalo Yonghwa yang nimpuk pake gitar Kang Haneul? ayo gimanaa? ayoooo? :)) *keknya habis ini aku dicoret dari daftar penyiar yang perlu didengerin deh*

      Hapus
    2. No, no, mana mungkin Yonghwa tega sama noona kesayangannya inih..

      Hapus
  5. Pengen jadi penyiar tapi ga pernah kesampaian dan ituuuu akuhhhhhhh :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha yuukk kapan2 aku telpon ya, kita cerita2 on air tentang 2PM. Konser mereka nonton gak?

      Hapus
  6. seru banget jd penyiar.. kepingin lg sebenernya.. cmn blm ada kesempatan.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyah mba, the saddest part of being mantan penyiar tuh gitu yah..

      Hapus
  7. Balasan
    1. Iya bagus juga mas. Kalo gak ada yang jadi pendengar, siapa yang mau dengerin siaran kita? hehehe

      Hapus
  8. nggak gampang memang jadi penyiar. skill komunikasinya harus oke... sebenarnya agak sedikit tertarik buat jadi penyiar radio, kayaknya keren-keren gimana gitu. tapi ya.. memang harus belajar dasar penyiarannya dulu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener, yg bilang gampang sini aku masukin ke ruang training. Hehehehe

      Hapus
  9. Pengen jadi penyiar tapi aku cadel jadi ga pede banget, kaya denger rico ceper kalo lagi siaran berasa lagi ngaca :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Junior aku ada yang cadel kok, dan aku yang rekomendasiin dia wkt itu. Waktu trainee aku bilang ama dia, pinter2 buat kalimat tanpa kata yang ada huruf R nya. Hehehe..

      Hapus
  10. jadi penyiar radio tuh bahaya. soalnya ada efek ketagihan dan ngga bisa berhenti hehehehe

    BalasHapus
  11. Salam kenal mb vita
    saya pernah off siaran 5 taun
    dannnnn kangennya minta ampun
    akhirnya kembali lagi ke callbox
    bener memang dunia radio itu NAGIH ^^

    BalasHapus
  12. iya memang susah jadi penyiar radio sebenarnya mah, yang bilang gampang mungkin dia punya kepuasan yang standar.

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan share postingan ini jika suka, tapi.. jangan dicopas ya. Semua komentar dimoderisasi terlebih dahulu. Komen dengan link hidup, mohon maaf tidak saya approve. A happy reader is one of my excitement of being blogger. Terima kasih sudah berkunjung.